3:00 PM on Sep 20, 2017

Ikhtisar

  • Lewat layanan tersebut, KoinWorks menawarkan pinjaman biaya edukasi (student loan) untuk jenjang S1 hingga S2, dengan latar belakang program meliputi Informatika, Akuntansi, Sistem Informasi, dan Manajemen Bisnis.
  • KoinWorks sendiri mempertimbangkan skema cicilan selama 24 bulan untuk menjamin coverage pembiayaan yang sehat di platformnya.

Pada tanggal 20 September 2017, startup layanan peer-to-peer lending (P2P Lending) Koinworks telah meresmikan program kerja samanya dengan lembaga pendidikan Binus Online Learning untuk produk pembiayaan edukasi mereka, KoinPintar. Masuknya Binus Online Learning ke dalam layanan peminjaman KoinPintar sendiri menambah total jumlah layanan yang diberikan produk student loan ini menjadi sepuluh program.

Langkah KoinWorks dalam menghadirkan layanan KoinPintar bersama dengan Binus Online Learning ini merupakan upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat berbagai golongan (khususnya kalangan pekerja) yang ingin berkuliah lagi di luar mekanisme sistem reguler.

Lewat layanan tersebut, KoinWorks menawarkan pinjaman biaya edukasi (student loan) untuk jenjang S1 hingga S2, dengan latar belakang program meliputi Informatika, Akuntansi, Sistem Informasi, dan Manajemen Bisnis.

Sebelumnya, KoinWorks telah menggandeng sembilan institusi pendidikan dan lembaga kursus dengan latar belakang industri yang berbeda-beda meliputi Hacktiv8 untuk kebutuhan IT, Thesa Kristal (kategori Beauty), IDS (industri kreatif), dan lain-lain.

Tantangan skema student loan di Indonesia

Meskipun menyediakan pinjaman biaya edukasi alias student loan ke dalam platform mereka, namun CEO KoinWorks Benedicto Haryono (Ben) menjelaskan bahwa saat ini ada tantangan besar yang dihadapi pihaknya, terkait dengan pemahaman student loan yang masih kurang begitu merata di Indonesia.

“Konsep student loan masih dianggap sebagai suatu hal yang asing di sini, padahal di luar negeri model pinjaman semacam ini sudah menjadi hal yang umum,” ungkap Ben.

Di luar negeri, model pinjaman biaya edukasi bahkan telah melibatkan lembaga perbankan, tanpa mengharuskan aktivitas saving alias menabung. Mahasiswa dari kalangan yang sudah bekerja biasanya hanya perlu meminjam uang dari bank untuk keperluan biaya kuliah mereka dengan bunga yang bervariasi.

Ben menambahkan keberadaan platform peer-to-peer lending bisa menjadi sebagai fasilitator sekaligus solusi yang tepat untuk pinjaman semacam ini di Indonesia. Menyesuaikan model peer-to-peer lending yang umumnya diarahkan kepada bisnis investasi jangka pendek ke dalam student loan diakui Ben bukan sesuatu yang mudah. Karena itulah pihaknya mempertimbangkan skema cicilan selama 24 bulan untuk menjamin coverage pembiayaan yang sehat di KoinWorks.


KoinWorks sendiri bukan satu-satunya startup lokal yang menggarap segmen layanan pinjaman biaya edukasi (student loan) di Indonesia. Selain mereka ada juga Investree dan DanaDidik, masing-masing menawarkan model pinjaman yang berbeda-beda. Di samping itu, student loan juga menjadi salah satu fitur yang ditawarkan Universitas tertentu, seperti Universitas Bakrie misalnya.

Dengan menawarkan bermacam variasi paket pinjaman yang fleksibel dan transparan, KoinWorks optimistis bisa menjadi leader dalam model pembiayaan seperti ini, terutama di ranah platform peer-to-peer lending.

(Diedit oleh Septa Mellina)

Sumber : https://id.techinasia.com/koinworks-gandeng-binus-online-learning