Jakarta, 24 Oktober 2017 – Jaminan sosial adalah wujud perlindungan sosial yang diberikan oleh negara agar setiap warganegaranya dapat memenuhi setiap kebutuhan hidup dasar yang layak. Jaminan sosial sudah menjadi program unggulan di negara-negara maju. Dalam usahanya menjadi Negara maju, Indonesia pun mewujudkan program jaminan sosial yang di tujukan kepada warga Negara Indonesia. Pemerintah Indonesia mengharuskan setiap warga negara memiliki jaminan sosial yang di kelola BPJS Ketenagakerjaan. Data jaminan sosial tersebut langsung terkoneksi dengan data NIK KTP milik Kementrian Dalam Negeri. Data jaminan sosial milik BPJS Ketenagakerjaan yang terdata di Negara adalah data yang valid sekaligus memberikan gambaran dari finansial seseorang melalui akun jaminan sosialnya.

Di Indonesia pada tahun ini. dunia bisnis sedang berkembang pesat, banyaknya masyarakat Indonesia yang mulai membangun usaha sendiri, perusahaan start up dan bisnis lainnya. Namun dalam mengembangkan usaha, tentunya membutuhkan dana. Fasilitas peminjaman dana sudah dilakukan oleh Negara, sudah ada beberapa Bank milik pemerintah telah menyediakan kredit untuk mengembangkan usaha, namun hal ini tidak sampai kepada masyarakat yang berdomisili di pulau-pulau terluar Indonesia.

Untuk mewudjukan meratanya program peminjaman kredit yang efektif di Indonesia. maka muncullah perusahaan-perusahaan berbasis teknologi sebagai penyedia kredit yang di kenal dengan sebutan FinTech Lending. Dengan modal teknologi, mereka bisa menjangkau para pengusaha di daerah terpencil untuk mendapatkan kredit usaha. Namun, masalah utamanya tetap saja tidak adanya data yang valid yang dapat dipercaya untuk memverifikasi kelayakan seseorang sebagai calon debitur.

Keterlibatan mahasiswa BINUS ONLINE LEARNING, Enos Sandro & Ulfa Setya Fatmawatiz dalam Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) yang di prakarsai oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan didasarkan atas keperduliaan permasalahan tersebut, mahasiswa BINUS ONLINE LEARNING merancang sebuah aplikasi bernama LOFIN yang mengkolaborasikan antara teknologi, finansial, dan data jaminan sosial. Menggunakan data jaminan sosial yang akurat yang di miliki BPJS Ketenagakerjaan, menjadikan data ini sebagai data valid untuk jadi bahan verifikasi dalam melihat kelayakan seseorang dalam mendapatkan kredit usaha.

Berangkat dari tema Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) tahun 2017 yang berlangsung di Lobby Ruang Pers – Gedung Sumitro Djojohadikusumo ini yaitu “Model Inklusi Keuangan Berbasis Digital Dalam Rangka Mendorong Percepatan Akses Keuangan” mahasiswa BINUS ONLINE LEARNING memiliki judul paper yaitu ”OPTIMALKAN KREDIT USAHA – MENGINTEGRASIKAN FinTech DENGAN DATA JAMINAN SOSIAL BPJS KETENAGAKERJAAN DALAM BENTUK APLIKASI “LOFIN” GUNA MEMBANGUN KEPERCAYAAN KEPADA PARA PELAKU USAHA MIKRO”.

Pada Kompetisi ini, BINUS ONLINE LEARNING memiliki banyak pesaing dari perguruan tinggi di Indonesia seperti Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia yang menjadi juara dua, dan Universitas Mahendradatta, Bali yang menjadi juara tiga. Berdasarkan penilaian kriteria ide atau gagasan yang kreatif dan inovatif terhadap model inklusi keuangan dari para juri, yaitu Sondang Martha Samosir (Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK), Muhammad Taufiqurohman (Kepala Pusat Riset dan Data Tempo) dan 3 juri lainnya, akhirnya menetapkan Mahasiswa BINUS ONLINE LEARNING sebagai Juara Pertama.

Semoga dengan terlibatnya mahasiswa BINUS ONLINE LEARNING dalam kompetisi KOINKU ini dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam kompetisi tingkat nasional, kebebasan berkreativitas dan dapat mencetak prestasi bagi BINUS ONLINE LEARNING di tingkat Nasional, tutup Dr. Ridho Bramulya Ikhsan, S.E.,M.M – Online Lectuer Coordinator BINUS ONLINE LEARNING.