Siklus Akuntansi: Pengertian dan Penjelasan yang Lengkap
Pernah mendengar tentang siklus akuntansi? Siklus akuntansi bisa dimisalkan dengan kegiatan seorang akuntan dalam mengumpulkan data lantas memprosesnya secara metodis dalam jangka waktu tertentu. Siklus akuntansi dalam sebuah perusahaan memiliki peranan yang sangat penting. Meski begitu banyak perusahaan yang mengabaikannya.
Lantas, apa sebenarnya siklus akuntansi itu dan bagaimana tahapannya? Simak ulasan lebih lengkapnya dibawah ini.
Pengertian Siklus Akuntansi
Apa yang dimaksud siklus akuntanasi? Sebelumnya perlu diketahui jika siklus adalah perputaran terus menerus. Dari hal tersebut bisa diartikan jika siklus akuntansi adalah tindakan akuntansi dalam perusahaan dalam kurun waktu tertentu, biasanya 1 tahun kalender. Nah, tindakan akuntansi yang dimaksud disini yakni mulai dari identifikasi, analisis, dan mencatat.
Karena jangka waktu dari siklus ini persatu tahun kalender, biasanya siklus akan dibuka diawal tahun dengan pembukaan buku, dan di akhir tahun akan ditutup dengan jurnal penutup. Dalam kurun tersebut prosedur akuntansi akan terus dilakukan hingga menciptakan siklus. Siklus ini bermanfaat bagi para pemilik usaha agar lebih mudah dalam mengenali kondisi keuangan perusahaan miliknya.
Jadi intinya, siklus akuntansi adalah sebuah siklus penting yang harus diterapkan dalam sebuah perusahaan baik itu perusahaan kecil ataupun besar. Siklus akuntansi akan mencerminkan seberapa baik perusahaan tersebut dalam mengelola keuangan perusahaan.
Jenis-jenis Siklus Akuntansi
Setelah memahami apa itu siklus akuntansi, selanjutnya perlu untuk diketahui jenis-jenis dari siklus akuntansi. Ada tiga jenis dan berikut uraian singkatnya:
1. Perusahaan Jasa
Ini adalah bisnis yang tak memiliki kepemilikan serta produknya tidak berwujud. Namun meskipun tak berwujud, barang yang diperjualbelikan tetap memiliki nilai bagi pelanggan ataupun masyarakat secara umum. Beberapa contoh perusahaan jasa yakni bimbingan belajar, jasa akuntan, jasa perjalanan wisata, dan lain sebagainya.
Karena perusahaan ini tak memiliki produk fisik, maka banyak yang beranggapan jika bisnis jasa tak memerlukan siklus akuntansi.
2. Perusahaan Dagang
Barang yang ditawarkan disini tentu saja jelas secara fisik. Karenanya disini kegiatan seperti pembelian, penyimpanan ataupun penjualan bisa ditemui dengan mudah. Beberapa tindakan siklus akuntansi yang berada pada ranah perusahaan dagang antara lain penjualan produk, harga pokok penjualan, dan biaya persediaan.
Tahapan Siklus Akuntansi
Ketika berbicara tentang tahapan dalam siklus akuntansi, jelas ini akan berhubungan dengan setiap kegiatan dalam akuntansi. Selain itu perlu diperhatikan pula jika setiap yang dicatat harus menggunakan aturan, prinsip, metode, proses serta teknik akuntansi yang benar. Biasanya siklus ini akan dimulai dengan transaksi dan akan ditutup atau berakhir dengan laporan.
Baca Juga: Program Akuntansi Ekstensi D3 – S1
Nah, yang perlu diperhatikan, saldo antara jurnal pembalik dan jurnal penutup haruslah sama. Lebih jelasnya berikut sedikit penjelasan tentang siklus akuntansi.
1. Identifikasi Transaksi
Ini adalah tahapan pertama dalam siklus akuntansi. Dalam tahapan ini seorang akuntan dituntut untuk akurat dalam menyelesaikan tugas. Mereka harus mampu melacak setiap transaksi yang ada dengan mencatatnya dalam detail.
Setiap transaksi akan memberikan pengaruh terhadap status keuangan perusahaan yang harus dievaluasi dengan objektif. Dalam tahapan identifikasi, transaksi yang dicatat juga harus melampirkan dokumentasi semua transaksi baik itu berupa nota, faktur, kuitansi atau dokumen lainnya yang sah.
2. Menganalisis Transaksi
Tahapan selanjutnya yakni analisa. Analisis transaksi untuk memeriksa kembali transaksi yang telah dilakukan. Hasil analisis akan sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan mampu berdampak pada kondisi keuangan perusahaan.
Perlu diketahui, dalam pencatatan akuntansi sering digunakan double-entry system yang mana setiap transaksi akan memengaruhi debit dan kredit.
3. Pencatatan Transaksi
Tahapan ketiga yang harus dilakukan dalam siklus akuntansi adalah pencatatan transaksi pada jurnal. Jadi, setelah analisis selesai, Anda diharuskan mencatatnya dalam jurnal atau disebut dengan penjurnalan.
Setiap catatan harus dibuat sistematis, hati-hati dan teliti sehingga jumlah kredit dan debit sama diakhir. Jika ada kekeliruan atau tidak sama satu sama lain, bisa dipastikan ada yang salah ketika penjurnalan. Nah, jika terjadi kesalahan, mau tak mau Anda harus mulai kembali dari awal.
4. Membukukan ke Buku Besar
Dalam akuntansi Anda akan mengenal istilah buku besar yang berisikan semua rekening pembukuan yang merinci beberapa jenis asset. Tidak dipungkiri jika dalam sebuah perusahaan, sudah pasti memiliki banyak rekening. Nah, ketika semua catatan dipindahkan ke buku besar, maka setiap transaksi akan diberi nomor sesuai dengan kategorinya. Tujuannya agar memudahkan proses identifikasi dan memudahkan pemeriksaan kembali.
5. Menyusun Neraca Saldo serta Jurnal Penyesuaian
Langkah berikutnya adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo didapat dari saldo dari setiap akun yang ada dalam buku besar dalam kurun periode tertentu. Setelah itu Anda juga harus melakukan pencatatan pada jurnal penyesuaian jika menemukan kesalahan pada neraca saldo atau menemukan beberapa transaksi yang belum terdata.
Menulis jurnal penyesuaian sama dengan menulis jurnal biasa. Setelah menuliskan ke jurnal penyesuaian maka laporan keuangan bisa menjadi lebih actual.
6. Membuat Neraca Saldo Penyesuaian
Buku neraca saldo yang telah dibuat menjadi dasar dalam tahapan saat ini. Saldo jika dilihat dari posisinya, Anda akan mengenal dua kategori yakni aktiva dan pasiva. Nah, keduanya harus sama. Jumlah keseluruhan pun lantas dihitung, khususnya ketika mulai menyusun neraca saldo penyesuaian. Jika tidak, bisa saja terjadi kesalahan penghitungan diakhir nanti.
Dalam laporan keuangan, Anda akan mengenal banyak jenis laporan seperti laporan perubahan modal, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta neraca yang menghitung solvabilitas, fleksibilitas, dan likuiditas. Setelah laporan keuangan jadi, barulah lanjut ke bagian penutup dalam akuntansi yakni membuat jurnal.
7. Jurnal Penutup
Sebagai akhir dari tahapan siklus akuntansi, Anda diharuskan menyusun jurnal penutup. Jurnal ini ditutup denagn menutup rekening laba rugi atau rekening nominal. Keduanya ditutup dengan menyetelnya ke angka nol.
Tujuan penutupan untuk melihat aliran sumber dalam periode akuntansi masih berjalan. Jurnal ini juga digunakan untuk mengevaluasi tindakan yang dilakukan selama 1 periode setelah penutupan rekening. Nah, jurnal penutup akan membantu dalam membuka siklus berikutnya.
8. Menyusun Neraca Saldo
Tahapan satu ini terbilang sebagai tahapan opsional. Bisa dilakukan, bisa pula tidak. Neraca saldo merupakan daftar saldo rekening buku besar setelah jurnal penutup. Neraca saldo hanya menunjukan saldo permanen dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang tepat terkait keseimbangan saldo. Karena itu sifatnya opsional.
9. Jurnal Pembalik
Tahapan satu ini juga masih masuk tahapan opsional. Jurnal ini dibuat dengan tujuan memudahkan pencatatan pada periode berikutnya. Dalam pembuatan jurnal ini biasanya digunakan jurnal penyesuaian sebagai acuannya. Setiap transaksi pada jurnal tersebut dibalik sehingga mendapatkan jurnal pembalik. Transaksi yang awalnya kredit akan dibalik menjadi debit.
Nah, itulah diatas tahapan dari siklus akuntansi. Dari uraian diatas sudah tahukan apa yang dimaksud dengan siklus akuntansi, jenis serta tahapannya. Intinya siklus ini nantinya akan sangat berperan dalam mengambil keputusan sebuah perusahaan karena akan menunjukkan kondisi perusahaan ketika itu.
Setiap tahapan yang dijelaskan dalam siklus akuntansi diatas bertujuan untuk memberikan laporan keuangan yang tepat dan akurat untuk perusahaan. Selain itu pastikan dalam menerapkan siklus diatas untuk selalu menyertainya dengan prinsip akuntansi. Namun bagaimana jika kamu bukan ahli dalam bidang akuntansi?
Kamu bisa mendapatkan ilmu tentang akuntansi dengan detail, teliti dan sesuai dengan perkembangan kekinian dengan mengikuti kelas online jurusan akuntansi di Binus Online Learning. Binus sebagai kampus swasta sekarang membuka program kelas online yang bisa diikuti oleh siapapun tak terkendala oleh jarak dan waktu.
Salah satu jurusan di BINUS ONLINE yang sangat diminati adalah akuntansi. Tak dipungkiri karena memang prospek kerja dari lulusan akuntansi cukup luas dan gajinya pun juga cukup menggiurkan. Tak hanya itu, lulusan akuntansi juga memiliki kemampuan tinggi untuk berwirausaha karena Binus membekalinya dengan banyak kemampuan untuk berbisnis.
Tertarik? Dapatkan ilmu akuntansi dan bisnis dari para dosen berpengalaman dengan bergabung ke BINUS ONLINE. Tak perlu khawatir jika terkendala dengan waktu karena Binus cukup fleksibel dengan waktu kuliah. Anda bisa memilih jam kuliah yang sesuai dengan waktu Anda. Sangat cocok, bahkan bagi Anda yang tengah bekerja.
Comments :