Circular Economy Business Model: Creating Value for Company and Society
saat ini terdapat beberapa isu yang harus diperhatikan oleh orang-orang, seperti pentingnya menjaga lingkungan dan menyadarkan orang lain untuk menunjukkan perilaku peduli lingkungan, menggunakan peralatan yang hemat energi, mengurangi konsumsi energi, menggunakan sumber energi yang dapat diperbaharui, lakukan daur ulang sampah. Yang terjadi saat ini yaitu banyaknya sampah yang tidak bisa didaur ulang, banyaknya polusi udara yang berasal dari pabrik dan kendaraan, dll. Terdapat istilah Linear Value Chain yang berawal dari Material Input di tahap ini dibutuhkan sumber daya dan energi, Production di tahap ini sumber daya dan energi diproduksi menjadi sebuah barang, distribution di tahap ini barang didistribusikan ke konsumen, use di tahap ini konsumen menggunakan barang tersebut, disposal di tahap terakhir ini barang tersebut melalui tahap pembuangan untuk di daur ulang kembali. Namun, jika terdapat over consuming akan menyebabkan kelangkaan sumber daya dan energi serta hasil pembuangan di tahap disposal akan menjadi limbah. Masalah yang muncul di masyarakat saat ini adalah mengkonsumsi sumber daya alam yang terbatas secara berlebihan, penggunaan sumber daya material dan energi yang sangat besar, banyaknya jumlah limbah yang tidak dapat dikelola, dan memunculkan emisi. Untuk meminimalisir masalah tersebut maka munculah istilah Circular Economy yaitu sistem ekonomi yang mana sumber daya, energi, emisi, dan limbah dapat diminimalkan melalui daur ulang, mengintensifkan, dan memperluas perputaran energi dan material. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara pada tahap production dilakukan daur ulang, fermentasi pengomposan, dan pembakaran. Pada tahap distribution dilakukan pembuatan ulang dan perbaikan. Pada tahap Use dilakukan penggunaan yang lebih lama dan penggunaan yang lebih intensif. Pada tahap disposal dilakukan penggunaan kembali atau daur ulang.
Pada Circular Economy terdiri dari beberapa level, yaitu pertama Micro Level, biasanya meliputi individu dan perusahaan dalam menangani dan mencegah pencemaran lingkungan. Kedua Messo Level, biasanya meliputi jaringan industri dan suatu regional dalam menangani dan mencegah pencemaran lingkungan. Ketiga Macro Level, biasanya meliputi kota dan provinsi dalam menangani dan mencegah pencemaran lingkungan. Konsep Circular Economy Business Model diimplementasikan melalui inovasi dalam hal model bisnis. Konsep ekonomi diterapkan melalui desain dan implementasi model bisnis yang didasarkan pada menggunakan sumber daya sesedikit mungkin, selama mungkin, dan sekaligus mengekstraksi nilai dari proses sebanyak mungkin. Circular Business Model melibatkan cycling yaitu tindakan daur ulang, bahan dan energi di daur ulang menggunakan sistem, penggunaan kembali, diproduksi ulang. Intensifying yaitu fase penggunaan yang intensif, fase penggunaan produk diintensifkan melalui berbagi solusi ekonomi atau transportasi umum. Extending yaitu menggunakan ekstensi fase, fase penggunaan produk diperluas melalui desain yang tahan lama, pemeliharaan, dan perbaikan. Dematerialising yaitu penggantian produk dengan layanan dan solusi perangkat lunak, dan energy dan material loops dengan tujuan untuk mengurangi input sumber daya.
Pada fase disposal, diciptakan proses biokonversi yaitu mengolah sampah organik dengan teknologi biokonversi dan mengubahnya menjadi produk yang bernilai. Dalam praktiknya Circular Economy, terciptalah Creabrush yaitu memanfaatkan kardus bekas menjadi produk-produk furniture seperti meja, kursi, yang kualitasnya tidak kalah dengan produk yang berbahan dasar kayu. Mengurangi eksploitasi alam yaitu penebangan pohon yang kerap kali terjadi di daerah-daerah gunung sehingga kualitas alam tetap terjaga dan terpelihara. Recycle atau daur ulang, terlihat pada kegiatan yang pengolahan kardus bekas sebagai bahan baku utama dalam pembuatan produk UMKM. Selain itu, ada juga Kampung Sanan menciptakan Stick Mendol yaitu kelompok keripik tempe Sanan memanfaatkan limbah produksi tempe menjadi berbagai produk makanan turunan, seperti stick mendol yang berasal dari tepung kulit ari kedelai. Maka dapat disimpulkan, konsep Circular Economy telah mendapatkan daya tarik yang luar biasa bagi para akademisi, pembuat kebijakan, dan industri. Harapan konsumen dan masyarakat bagi perusahaan untuk menyesuaikan model bisnis mereka. Circular Business Model sebagai implementasi level perusahaan. Dan kebutuhan dapat berjalan seiring dengan inovasi.
Comments :