BINUS Online

BOLD Series Industrial Sharing: Kripto Sebagai Aset Digital Masa Depan

Bold Series 26 Januari 2024 mengangkat tema “Industrial Sharing: Kripto sebagai Aset Digital Masa Depan” dimoderatori oleh Bapak Asri Zaldin selaku Dosen Akuntansi BINUS Online, dan dengan narasumber Bapak Belva Rabbani Driantama beliau seorang VP Stakeholder Relation di Indodax. Indodax adalah pionir crypto exchange berbasis orderbook pertama di Indonesia sejak Februari 2014, Indodax menjadi salah satu pelopor dalam setiap perkembangan ekosistem kripto di Indonesia, sampai sejauh ini sudah memiliki 6 juta member dan telah memperdagangkan lebih dari 308 aset kripto. Indodax aktif untuk mengedukasi masyarakat Indonesia terkait Blockchain dan kripto dalam berbagai acara dan kesempatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan membantu pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan digital, terutama dalam bidang investasi.

Dalam webinarnya Bapak Belva menjelaskan, dari masa ke masa industri terus berevolusi, saat ini sudah memasuki industry 4.0 yaitu integrasi proses yang mana didalamnya terdapat Blockchain, Big Data IoT, Robotic, AI. Pada Blockchain, basis data yang didistribusikan tersebar di beberapa node (server) dalam jaringan peer-to-peer di mana setiap node mereplikasi dan menyimpan salinan yang identik serta memperbarui database secara mandiri. Blockchain memiliki karakteristik tidak dapat diubah, hanya bisa ditambahkan, lebih aman dan efisien, lebih transparan, hemat biaya, dan improved traceability. Hubungan Blockchain dengan cryptocurrency adalah Blockchain sebagai teknologi merupakan backbone dibelakang kripto dan NFT, sedangkan cryptocurrency adalah sebuah token yang digunakan untuk membiayai penyimpanan data dan transaksi pada publik Blockchain ini, kripto tidak memiliki bentuk fisik dan bisa ditransaksikan oleh siapapun, Bitcoin dan Ethereum merupakan dua contoh kripto yang menduduki peringkat teratas secara market. Cara kerja Bitcoin menggunakan algoritma konsensus proof-of-work. Denominasi terkecil dari setiap Bitcoin disebut Satoshi, setiap Satoshi setara dengan seperseratus juta dari satu Bitcoin. Bitcoin menggunakan teknologi Blockchain untuk mencatat transaksi secara desentralisasi. Konsep penambangan (mining) bertujuan untuk memvalidasi transaksi baru ke dalam Blockchain. Private key bersifat rahasia yang berfungsi untuk mengirim dan menandatangani transaksi & memvalidasi kepemilikan Bitcoin yang tersimpan dalam alamat public key tertentu. Sementara public key bersifat publik atau umum yang ditampilkan dalam bentuk alfanumerik untuk menerima, memvalidasi, dan menambahkan transaksi ke Blockchain. 

Bapak Belva juga menjelaskan, pada dasarnya kripto berfungsi sebagai mata uang, namun berdasarkan aturan di Indonesia di mana mata uang yang berlaku hanyalah rupiah, maka kripto diperlakukan sebagai komoditas untuk investasi dengan HODL dalam jangka waktu yang cukup lama, untuk trading bertujuan mendapatkan keuntungan secara cepat, dan untuk Mining Crypto. Sebenarnya, setiap produk investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun ada beberapa alasan mengapa aset kripto lebih menarik dari instrumen investasi lain, yaitu karena aktivitas market 24 jam dan serempak di seluruh dunia, fluktuasi harganya tinggi sehingga memberikan keuntungan yang lebih maksimal, dan dapat dijadikan alat tukar. Ada beberapa jenis aset kripto antara lain; pertama kripto dengan underlying biaya penambangan atau biaya eksplorasi seperti contohnya Bitcoin, kripto dengan underlying aset fisik seperti contohnya USDT dengan underlying US Dollar, dan kripto dengan underlying komunitas seperti contohnya Shiba Inu. Saat ini Indonesia berada diperingkat 7 sebagai negara adopsi kripto tertinggi di dunia. Jumlah investor kripto di Indonesia saat ini berjumlah 18,25 juta orang. Total transaksi aset kripto di Indonesia per 2023 kemarin mencapai Rp. 104,9 Triliun. 

Dalam webinarnya, Bapak Belva juga membagikan tips & trik bertransaksi kripto seperti tidak mudah terpengaruh iming-iming yang menjanjikan keuntungan secara instan dan fantastis. Memiliki produk yang kita kenali dan kita mengerti, untuk pemula bisa berinvestasi pada BTC dan ETH. Mencari tahu terlebih dahulu mengenai platform investasi mana sajakah yang berizin resmi dari pemerintah, yaitu di bawah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan. Tidak FOMO (Fear of Missing Out) dan selalu DYOR (Do Your Own Research). Membuat rencana investasi yang jelas dan terukur. Menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA) dalam bertransaksi kripto. 

BOLD Series ini ditutup dengan kesimpulan dari Bapak Asri Zaldin selaku moderator, bahwa Blockchain itu basis data yang didistribusikan tersebar di beberapa node (server) dalam jaringan peer-to-peer di mana setiap node mereplikasi dan menyimpan salinan yang identik serta memperbarui database secara mandiri. Kita juga telah mendengarkan paparan terkait karakteristik Blockchain tidak dapat diubah, hanya bisa ditambahkan, lebih aman dan efisien, lebih transparan, hemat biaya, dan improved traceability. Bapak Belva juga menjelaskan mengenai cara kerja Bitcoin yaitu ada Blockchain, Mining, dan Private Key & Public Key. Kripto ini dapat digunakan sebagai investasi, trading, maupun Mining Crypto. Terakhir, selalu tingkatkan literasi terkait kripto dimana disini Indodax juga memberikan fasilitas atau mengakomodasi melalui Indodax Academy, ada Trading Class dan podcast.

Whatsapp