Regulation and Closed-Loop Supply Chain: Solusi Berkelanjutan untuk Masa Depan
Dalam bisnis, perencanaan strategis sangat penting untuk dilakukan guna memastikan kegiatan bisnis dapat berjalan dengan lancar. Nah, salah satu hal yang perlu dipahami untuk menyusun perencanaan strategis tersebut adalah soal supply chain.
Jika kamu bekerja di bagian business development, sales, atau justru terlibat di perusahaan yang melakukan produksi barang, dapat dipastikan akan banyak bersinggungan dengan rangkaian supply chain.
Dikutip dari laman Investopedia, supply chain atau rantai pasok merupakan suatu jaringan yang terdiri dari individu dan perusahaan yang terlibat dalam proses penciptaan suatu produk hingga mengirimkannya kepada konsumen.
Sederhananya, supply chain adalah rangkaian kegiatan bisnis dari proses produksi hingga produk tersebut sampai ke tangan pembeli.
Dalam penerapannya, terdapat dua jenis supply chain, yaitu Open-Loop Supply Chain (OLSC) atau rantai pasok terbuka dan Closed-Loop Supply Chain (CLSC) atau rantai pasok tertutup. CLSC merupakan jenis rantai yang dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk masa depan apabila diterapkan secara optimal.
Lantas, seperti apa gambaran CLSC tersebut, dan bagaimana perannya dalam memberi solusi berkelanjutan? Berikut ulasannya!
Definisi Closed-Loop Supply Chain
Menurut laman Radiant, CLSC merupakan rantai pasok yang berupaya menggunakan kembali—atau dengan kata lain mendaur ulang—bahan serta sumber daya ke dalam proses produksi. Tidak membuangnya begitu saja.
Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan sistem berkelanjutan dengan upaya mengurangi limbah atau bahkan menghilangkannya sama sekali.
Laman Gep menyebut kalau proses ini dikembalikan ke produsen awal, sehingga merekalah yang akan mendistribusikan kembali untuk mendapat nilai tambah yang baru. Berbeda halnya dengan OLSC, di mana produk bekas diambil alih oleh perusahaan lain (bukan produsen awal).
Secara umum, rangkaian ini bisa disebut sebagai manajemen Reverse Logistics (RL) Network atau Jaringan Logistik Terbalik. Dalam penerapannya, terdapat tiga opsi pemulihan yang dapat dilakukan, meliputi Reuse, Remanufacturing, serta Recycling (3R’s).
Opsi Pemulihan 3R’s
Berikut penjelasan mengenai opsi pemulihan 3R’s dalam penerapan RL network hingga menghasilkan CLSC terbaik.
1. Reuse (Penggunaan Kembali Produk)
Produk yang telah dipulihkan digunakan kembali untuk tujuan yang serupa dengan tujuan awalnya.
2. Remanufacturing (Remanufaktur)
Opsi ini melibatkan pengurangan produk yang dikembalikan menjadi bagian-bagian penyusunnya, sehingga memerlukan pekerjaan yang lebih ekstensif (menjangkau secara luas).
3. Recycling (Daur Ulang)
Mengumpulkan dan membongkar produk, komponen, dan bahan bekas, lalu memisahkannya ke dalam kategori bahan serupa, seperti plastik, kaca, dan lain-lain, kemudian mengolahnya menjadi bahan daur ulang.
Regulasi yang Mengatur
Untuk menjalankan rangkaian CLSC, terdapat sejumlah regulasi yang harus dipatuhi oleh setiap perusahaan. Hal ini penting untuk dipahami karena dapat berdampak pada keberlangsungan bisnis dan reputasi. Dikutip dari Gain Front, berikut beberapa aturan dalam menjalankan supply chain.
Memperhatikan Standar ESG
Environmental, Social, and Governance (ESG) atau Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola merupakan tiga hal utama yang harus diperhatikan dalam menjalankan CLSC. Proses ini tidak boleh mengakibatkan kerusakan lingkungan, senantiasa menjalankan tanggung jawab sosial, serta memiliki tata kelola yang baik dan sesuai standar.
Peraturan Keamanan dan Mutu Produk
Proses CLSC harus mematuhi aturan keamanan dan kualitas produk guna memenuhi standar yang diperlukan. Aturan CLSC di sini meliputi sertifikasi, label, kesehatan dan keselamatan, juga pengujian.
Peraturan Privasi dan Keamanan Data
Seiring dengan berkembangnya teknologi digital, privasi data dan aturan keamanan juga menjadi sangat penting bagi CLSC. Dalam hal ini, perusahaan perlu memiliki batasan dalam memberikan berbagai data kepada mitra luar, senantiasa melakukan audit dan penilaian risiko, memperketat kontrol akses, serta sigap dalam menangani risiko dunia maya.
Peraturan Antikorupsi dan Antisuap
Di sini, pembeli dan pemasok perlu memiliki kebijakan dan prosedur antikorupsi dan antisuap, karena permasalahan korupsi dan suap menjadi hal yang terus menerus terjadi dan sangat merugikan reputasi sekaligus uang perusahaan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menghadapi hal ini ialah dengan rutin melakukan audit terhadap proses CLSC demi memastikan pihak-pihak yang terlibat patuh terhadap kebijakan yang berlaku.
Demikian uraian mengenai penerapan Closed-Loop Supply Chain beserta regulasinya dalam proses bisnis. Jika hal ini diterapkan dengan baik, bisa menjadi salah satu solusi yang berkelanjutan untuk masa depan. Proses bisnis dengan CLSC dapat memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan sekaligus keuntungan perusahaan.
Nah, kalau kamu tertarik dengan pembahasan seputar regulasi dan proses CLSC secara lebih lanjut, program studi Business Management di BINUS Online bisa menjadi solusi.
Kamu dapat mempelajari beragam hal seputar manajemen bisnis sekaligus proses-proses yang ada di dalamnya. Tidak perlu khawatir jika dihadapkan dengan beragam kesibukan, melalui program BINUS Online, kamu bisa kuliah secara lebih fleksibel, dari mana pun dan kapan pun.
Comments :