Penerapan AI untuk Manajemen Bisnis yang Aman dan Beretika

Kecerdasan buatan atau yang populer disebut dengan Artificial Intelligence (AI) makin terlihat geliatnya beberapa tahun belakangan. AI, secara signifikan, merevolusi kinerja berbagai bidang, termasuk manajemen bisnis. Pertanyaannya, apakah pemanfaatannya menimbulkan dampak positif atau negatif?

Ivan Sangkereng, S.T., M.M., dosen Business Management di BINUS Online sekaligus praktisi Teknik Informatika (IT), menanggapi fenomena pemanfaatan AI dalam  manajemen bisnis.

Peran Penting AI dalam Manajemen Bisnis

Sebelum memaparkan pandangannya, Ivan menyebutkan empat prinsip utama manajemen bisnis, yaitu planning, organizing, leading, dan controlling. Saat ini, AI telah dimanfaatkan untuk menjalankan keempat prinsip di atas. Keberadaan AI merombak cara-cara lama dan membantu meningkatkan performa manajer.

Menurut Ivan, dampak penggunaan AI terasa signifikan lantaran kemampuan luar biasanya dalam pengolahan data. AI dapat bekerja dengan teliti, cepat, serta memiliki kapasitas yang menakjubkan. Alhasil, proses-proses rutin pun dapat diambil alih, sumber daya dapat dioptimalkan, dan human error bisa diminimalkan.

Selain itu, AI memiliki kemampuan mempelajari history atau data-data yang pernah dimasukkan. AI juga bisa menjadi lebih cerdas seiring dengan terbaruinya data. Berdasarkan data-data yang tersedia, kecerdasan ini pun bisa memprediksi hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Kemampuan ini tentu saja sangat bermanfaat untuk diterapkan pada berbagai hal dalam bisnis. Sebut saja perencanaan strategis, peningkatan produktivitas operasional perusahaan, dan peningkatan efisiensi operasional. Jika dikaitkan dengan interaksi terhadap pelanggan/calon pelanggan, AI dapat membantu melakukan personalisasi.

Perusahaan juga dapat memanfaatkan AI lebih jauh untuk brainstorming sebelum meluncurkan produk dan layanan baru. Mereka pun bisa melakukan pengecekan kualitas (quality control), sambil menimbang  dari sisi manajemen risiko. Dalam hal komunikasi dan kolaborasi, AI bisa menjembatani dengan penggunaan chatbot maupun virtual assistant.

Sementara itu, kecerdasan buatan turut membantu perusahaan dalam memberikan trend ketenagakerjaan secara umum melalui data-data dari pihak eksternal dan internal. Dengannya, AI pun bisa merekomendasikan succession planning. Sembari menganalisis skill gap, AI bisa memberikan saran terkait struktur organisasi dan job description yang lebih optimal.

Dalam internal perusahaan, AI berpotensi meningkatkan kolaborasi antara atasan dengan bawahan melalui pengolahan data yang lebih optimal. Seorang atasan bisa mendapatkan saran-saran mentoring, serta memperoleh gambaran kekuatan dan kelemahan bawahannya.

Tantangan Etis Pemanfaatan AI dalam Lingkup Manajemen Bisnis

Di samping berbagai manfaat yang bisa diperoleh, penerapan AI dalam manajemen bisnis juga memiliki tantangan etis yang mungkin terjadi. Beberapa di antaranya misalnya, plagiarisme, provokasi, penyebaran berita yang kurang valid, pencurian data, bahkan scam.

Selain itu, AI berpotensi menghilangkan lapangan pekerjaan. Termasuk di antara tantangannya adalah risiko terjadinya eksploitasi informasi perusahaan serta pelanggan ke ranah publik.

Untuk menghindari berbagai potensi negatif di atas, Ivan menjelaskan bahwa perusahaan perlu membuat prinsip dan kebijakan yang jelas terkait pemanfaatan AI. Selanjutnya, harus dibangun pula suatu sistem untuk menjalankan fungsi kontrol terhadap respons-respons AI sebelum benar-benar dijalankan. Rencana mitigasi juga harus disiapkan untuk mengendalikan dampak pelanggaran etis yang mungkin terjadi.

Selain membangun sistem yang aman, perusahaan juga perlu menyediakan pelatihan yang cukup bagi karyawan. Dengannya, pengetahuan karyawan terkait dampak dan risiko penggunaan AI meningkat. Karyawan pun lebih memahami bagaimana cara menggunakan AI dengan bijak dan bertanggung jawab.

Di samping mempersiapkan dari sisi internal perusahaan, Ivan juga menekankan pentingnya perusahaan untuk bersikap selektif dalam memilih pihak penyedia AI. Penyedia yang dipilih haruslah memiliki prinsip dan panduan penggunaan AI yang jelas.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, tugas-tugas yang diserahkan ke AI diharapkan bisa berjalan dengan penuh tanggung jawab. Dalam pelaksanaannya, diharapkan tidak terjadi  pelanggaran etis dan AI bekerja sesuai dengan standar maupun kebijakan perusahaan. Untuk mendukungnya, perusahaan perlu menyediakan data training yang cukup sehingga respons AI lebih optimal.

Terakhir, ketika memanfaatkan dan mengintegrasikan AI ke dalam bisnis, Ivan mengimbau agar perusahaan tetap memprioritaskan karyawannya. Alih-alih digunakan untuk memangkas karyawan, AI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Dengannya, akan dihasilkan pola kerja yang lebih cerdas dan efisien.

BINUS Online menyadari pentingnya kecakapan dalam memanfaatkan AI untuk bisnis. Untuk itulah, BINUS Online mengintegrasikan pembahasan serta pemanfaatan AI dalam kurikulum perkuliahan, riset, dan publikasi di bidang Manajemen Bisnis atau Business Management. Business Management BINUS Online merupakan solusi bagi pelajar yang ingin mendalami bidang tersebut dengan mengikuti perkembangan teknologi terkini.