Industri akuntansi dan keuangan sedang mengalami transformasi signifikan sebagai dampak dari digitalisasi, regulasi global, dan meningkatnya tuntutan transparansi serta akuntabilitas. Perubahan ini berdampak langsung pada kompetensi yang dibutuhkan oleh para profesional akuntansi. Di tahun 2025, kebutuhan akan akuntan tidak hanya terbatas pada penguasaan teknis, tetapi juga mencakup kemampuan teknologi, pemikiran analitis, dan keterampilan komunikasi yang baik.

Dinamika Profesi Akuntansi di Era Digital

Transformasi digital telah mengubah peran akuntan dari pencatat transaksi menjadi penasihat strategis berbasis data. Menurut The Future of Jobs Report 2023 dari World Economic Forum, pekerjaan di bidang akuntansi dan keuangan tetap relevan, tetapi akan mengalami perubahan signifikan dalam hal keterampilan yang dibutuhkan. Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Robotic Process Automation (RPA), dan blockchain telah menggantikan tugas-tugas rutin, mendorong pergeseran peran akuntan menuju analisis, pengambilan keputusan, dan pengawasan sistem.

Penelitian dari Association of Chartered Certified Accountants (ACCA, 2023) juga menunjukkan bahwa organisasi kini mencari akuntan yang mampu memahami konteks bisnis, menganalisis data besar, serta berkontribusi pada keberlanjutan dan strategi perusahaan.

1. Skill Akuntansi yang Paling Dicari di Tahun 2025

1.1 Literasi Teknologi dan Data Analytics

Akuntan modern harus memiliki kemampuan dalam mengelola dan menganalisis data. Tools seperti Microsoft Power BI, Tableau, dan Python untuk analitik data semakin umum digunakan dalam praktik. Penguasaan atas Enterprise Resource Planning (ERP) seperti SAP dan Oracle juga menjadi nilai tambah.

“Data analytics akan menjadi keterampilan dasar bagi profesional akuntansi, seiring dengan meningkatnya permintaan atas laporan yang lebih cepat dan berbasis insight.” (IFAC, 2023)

1.2  Pemahaman Artificial Intelligence dan Otomatisasi

Teknologi otomatisasi mengurangi beban kerja manual dalam proses seperti rekonsiliasi dan audit. Akuntan dituntut untuk memahami bagaimana AI bekerja, bagaimana menilai hasilnya, serta mengintegrasikan output AI ke dalam proses pengambilan keputusan (CPA Australia, 2022).

1.3 Keahlian dalam Sustainability Reporting (Laporan Keberlanjutan)

Dengan diperkenalkannya standar pelaporan keberlanjutan seperti IFRS S1 dan S2 oleh International Sustainability Standards Board (ISSB), keterampilan dalam mengukur, melaporkan, dan menganalisis kinerja ESG menjadi semakin penting.

1.4 Keterampilan Analitis dan Problem Solving

Kemampuan berpikir kritis, mengevaluasi alternatif solusi, dan membuat keputusan berbasis data sangat dibutuhkan di tengah kompleksitas bisnis dan regulasi yang dinamis.

1.5 Komunikasi dan Kolaborasi

Akuntan harus mampu menyampaikan temuan secara efektif kepada pemangku kepentingan non-akuntansi, termasuk manajemen, investor, dan regulator. Ini mencakup kemampuan menyusun laporan naratif dan melakukan presentasi yang persuasif.

1.6 Pengetahuan Hukum dan Etika Profesional

Pemahaman yang baik mengenai hukum bisnis, perpajakan, dan etika profesi menjadi semakin penting, terutama dalam menghadapi tantangan seperti korupsi, pencucian uang, dan pelaporan yang menyesatkan.

1.7 Keterampilan Tambahan yang Relevan

Selain keterampilan teknis dan analitis, beberapa soft skills berikut menjadi semakin dicari:

  • Agility dan Adaptability: Kemampuan untuk cepat beradaptasi dengan sistem baru, kebijakan baru, dan budaya kerja hibrid.
  • Project Management: Mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek, terutama dalam konteks implementasi sistem keuangan baru atau audit internal.
  • Multilingual Capability: Dengan pasar global yang semakin terhubung, akuntan bilingual atau multilingual lebih mudah ditempatkan dalam peran lintas negara.

 

2. Strategi Mempersiapkan Diri Menghadapi Tantangan 2025

2.1 Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Teknologi

Lembaga pendidikan tinggi harus menyesuaikan kurikulum akuntansi dengan memasukkan mata kuliah seperti Accounting Information System, Data Analytics for Accounting, dan Sustainability Reporting. Pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) juga membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan praktis.

2.2 Sertifikasi Profesional

Sertifikasi seperti Chartered Accountant (CA), Certified Public Accountant (CPA), ACCA, atau Chartered Financial Analyst (CFA) tetap menjadi kredensial penting. Di samping itu, sertifikasi tambahan seperti Certified Management Accountant (CMA) dan Certified Information Systems Auditor (CISA) juga memberi keunggulan kompetitif.

2.3 Program Magang dan Kolaborasi Industri

Kolaborasi dengan dunia industri dalam bentuk magang, studi kasus, atau kompetisi akuntansi berbasis digital memberikan mahasiswa pengalaman dunia nyata yang relevan dengan tren saat ini.

2.4 Pembelajaran Sepanjang Hayat (Lifelong Learning)

Ketersediaan kursus daring dari platform seperti Coursera, edX, dan LinkedIn Learning memungkinkan profesional memperbarui keterampilannya secara fleksibel. Beberapa kursus populer mencakup topik seperti Introduction to Blockchain, Data Visualization, dan Financial Modelling.

2.5 Tantangan dan Peluang bagi Akuntan Indonesia

Di Indonesia, transformasi digital di sektor keuangan mendorong kebutuhan terhadap akuntan yang adaptif dan berdaya saing global. Namun, terdapat tantangan dalam hal kesenjangan keterampilan digital, rendahnya minat terhadap profesi akuntansi di kalangan muda, dan ketertinggalan adopsi teknologi di UMKM.

Peluangnya, peran akuntan dalam sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-Government), akuntabilitas APBN/APBD, dan audit digital di sektor publik membuka jalan karier yang lebih luas. Selain itu, regulasi baru dari OJK dan BPK dalam hal pelaporan keuangan berbasis teknologi menambah relevansi profesi ini ke depan.

Di tahun 2025, skill akuntansi yang dibutuhkan tidak lagi terbatas pada kompetensi teknis semata, tetapi juga mencakup pemahaman teknologi, kemampuan analisis data, pelaporan keberlanjutan, serta komunikasi dan etika. Perubahan ini memberikan tantangan sekaligus peluang bagi mahasiswa dan profesional akuntansi untuk terus meningkatkan kapasitas diri.

Institusi pendidikan, organisasi profesi, dan dunia industri memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem pembelajaran yang adaptif terhadap perubahan. Dengan kesiapan yang matang, generasi akuntan Indonesia dapat menjadi pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan keberlanjutan bisnis global.

 

Referensi

  • ACCA (2023). The Future of Accountancy: Digital, Ethical, Transformational. Association of Chartered Certified Accountants.
  • CPA Australia (2022). The Future of the Accounting Profession. Retrieved from: https://www.cpaaustralia.com.au
  • IFAC (2023). Professional Accountants in Business: Future Ready Skills. International Federation of Accountants.
  • ISSB (2023). IFRS S1 and S2 Sustainability Disclosure Standards. International Financial Reporting Standards Foundation.
  • World Economic Forum (2023). The Future of Jobs Report 2023. Geneva: World Economic Forum.
  • OECD (2021). Digital Transformation in the Accounting Profession. Paris: OECD Publishing.