Di era digital, akuntansi tidak lagi sekadar proses pencatatan transaksi, melainkan sistem informasi keuangan yang terhubung dengan jaringan global. Perubahan ini membawa manfaat besar berupa efisiensi dan kecepatan, tetapi juga menimbulkan risiko baru: ancaman keamanan siber. Lebih jauh lagi, perkembangan komputasi kuantum menghadirkan tantangan sekaligus peluang baru bagi masa depan akuntansi.

 

Ancaman Siber dalam Akuntansi Modern

Dengan semakin meluasnya penggunaan cloud accounting, integrasi dengan sistem ERP, hingga platform keuangan digital, data akuntansi menjadi target utama serangan siber. Menurut Oblique Consult (2025), ancaman umum meliputi pencurian data, ransomware, phishing, dan manipulasi catatan keuangan. Serangan semacam ini dapat merusak kepercayaan investor sekaligus mengganggu operasional perusahaan.

Untuk itu, praktik cybersecurity dalam akuntansi kini mencakup:

  • Enkripsi data agar informasi sensitif tidak dapat diakses pihak tidak berwenang.
  • Multi-factor authentication (MFA) untuk memperkuat akses pengguna.
  • Audit keamanan berkala guna mendeteksi celah sebelum dimanfaatkan peretas.
  • Pelatihan karyawan, karena banyak serangan bermula dari human error.

Global Accounting Network (2025) menekankan bahwa keamanan kini menjadi keterampilan inti bagi profesional akuntansi, bukan lagi sekadar tanggung jawab tim TI.

 

Komputasi Kuantum: Ancaman Baru terhadap Keamanan

Munculnya komputasi kuantum menambah dimensi baru pada keamanan akuntansi. Komputer kuantum diproyeksikan mampu memecahkan algoritma enkripsi tradisional (seperti RSA dan ECC) jauh lebih cepat daripada komputer klasik. Artinya, sistem akuntansi yang selama ini dianggap aman bisa menjadi rentan dalam waktu dekat.

Studi terbaru (arXiv, 2025) mengungkap bahwa sistem akuntansi konvensional perlu dipersiapkan menghadapi “quantum threat”, yaitu potensi pembobolan masif terhadap data keuangan begitu komputer kuantum praktis tersedia. Jika tidak diantisipasi, ancaman ini bisa mengganggu integritas catatan keuangan global.

 

Akuntansi Quantum: Menuju Sistem Keuangan Masa Depan

Meski membawa risiko, teknologi kuantum juga membuka peluang. Konsep akuntansi quantum mulai diperkenalkan sebagai pendekatan baru dalam mengelola keamanan dan transparansi data keuangan. Beberapa inisiatif meliputi:

  1. Quantum-Resistant Algorithms
    Algoritma kriptografi generasi baru yang dirancang tahan terhadap serangan kuantum. Standar ini sedang dikembangkan oleh NIST (National Institute of Standards and Technology) untuk menggantikan enkripsi klasik.
  2. Quantum Key Distribution (QKD)
    Teknologi distribusi kunci berbasis prinsip fisika kuantum, yang memungkinkan deteksi otomatis jika terjadi upaya penyadapan. QKD dianggap salah satu solusi paling aman untuk melindungi transaksi keuangan di masa depan.
  3. Triple-Entry Accounting dengan Quantum Ledger
    Beberapa peneliti mengusulkan penggunaan ledger berbasis kuantum untuk memperkuat sistem triple-entry accounting, sehingga transparansi dan auditabilitas meningkat (arXiv, 2025).

 

Penutup

Keamanan siber dan akuntansi quantum adalah dua sisi dari mata uang yang sama: tantangan dan peluang dalam digitalisasi keuangan. Di satu sisi, sistem akuntansi harus memperkuat lapisan keamanan terhadap ancaman serangan siber konvensional maupun potensi ancaman kuantum. Di sisi lain, teknologi kuantum memberi jalan menuju model akuntansi yang lebih aman, transparan, dan dapat diandalkan.

Profesional akuntansi dituntut tidak hanya memahami laporan keuangan, tetapi juga risiko teknologi yang mendasarinya. Dengan persiapan matang, dunia akuntansi dapat memasuki era quantum dengan lebih percaya diri, menjadikan keamanan sebagai fondasi keberlanjutan.

 

Referensi

  • Oblique Consult. (2025). Top 10 Accounting Trends in 2025.
  • Global Accounting Network. (2025). 5 Emerging Finance & Accounting Trends Reshaping Hiring in 2025.
  • arXiv. (2025). Quantum Security and Accounting Systems.