Fungsi audit internal (AI) tengah mengalami transformasi fundamental. Di masa lalu, auditor internal sering kali dipandang sebagai “polisi” perusahaan yang fokus pada pemeriksaan kepatuhan dan kontrol retrospektif. Namun, di tengah era disrupsi digital, meningkatnya kompleksitas risiko, dan tuntutan transparansi yang lebih tinggi, peran audit internal di masa depan berevolusi menjadi mitra strategis yang proaktif dan berwawasan ke depan.

Pergeseran ini bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk tetap relevan. Audit internal modern dituntut untuk memberikan nilai tambah yang melampaui jaminan kepatuhan, yaitu dengan menyediakan wawasan (insight) yang membantu organisasi menavigasi ketidakpastian dan mencapai tujuan strategisnya.

 

Pilar Utama Transformasi Audit Internal

Terdapat tiga pilar utama yang akan menopang fungsi audit internal di masa depan, sebagaimana digaungkan oleh berbagai lembaga profesi global.

  1. Penasihat Strategis dan Manajemen Risiko Dinamis

Fungsi AI tidak akan lagi menunggu di akhir proses untuk melakukan audit. Sebaliknya, mereka akan terlibat sejak awal dalam inisiatif strategis, transformasi bisnis, dan pengembangan produk baru. Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA) dalam berbagai publikasinya, auditor masa depan harus mampu memberikan “assurance dan advisory” secara real-time. Mereka akan membantu manajemen mengidentifikasi dan memitigasi risiko-risiko yang muncul (emerging risks) seperti risiko geopolitik, disrupsi teknologi, dan perubahan model bisnis, bukan hanya risiko operasional dan keuangan yang sudah dikenal.

  1. Penggerak Teknologi dan Analitika Data

Teknologi bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan menjadi kompetensi inti. Laporan dari firma konsultansi global seperti Deloitte (“Future of Internal Audit”) dan PwC (“Internal Audit 3.0”) secara konsisten menyoroti pentingnya analitika data, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), dan otomasi (Robotic Process Automation).

Di masa depan, AI akan beralih dari pengujian berbasis sampel ke pengujian 100% populasi data. Dengan analitika canggih, AI dapat mengidentifikasi anomali, pola penipuan (fraud), dan inefisiensi operasional secara lebih cepat dan akurat. Audit berkelanjutan (continuous auditing) akan menjadi standar, memungkinkan pemantauan risiko secara terus-menerus dan memberikan peringatan dini kepada manajemen.

  1. Garda Terdepan Tata Kelola ESG

Isu Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi prioritas utama bagi investor, regulator, dan publik. Kepercayaan terhadap laporan keberlanjutan perusahaan menjadi sangat krusial. Di sinilah audit internal memegang peran vital. The IIA telah mengeluarkan panduan khusus mengenai peran audit internal dalam pelaporan ESG. Fungsi AI di masa depan bertanggung jawab untuk memberikan jaminan independen atas akurasi data ESG, efektivitas program keberlanjutan, dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan yang semakin ketat.

 

Kesimpulan

Evolusi audit internal dari penjaga menjadi penasihat tepercaya adalah sebuah keniscayaan. Untuk menjawab tantangan masa depan, para profesional audit internal harus membekali diri dengan keterampilan baru di bidang analitika data, pemikiran strategis, komunikasi, dan pemahaman mendalam tentang ESG. Dengan demikian, fungsi audit internal tidak hanya akan melindungi nilai perusahaan, tetapi juga secara aktif berkontribusi dalam penciptaan nilai yang berkelanjutan.

Referensi :

  1. The Institute of Internal Auditors (IIA). Publikasi dan Kerangka Praktik Profesional Internasional (IPPF),
  2. Deloitte. (2023). Future of Internal Audit: A world of new risks. A universe of new possibilities.
  3. PwC. Global Internal Audit Study dan publikasi terkait “Internal Audit 3.0”.
  4. KPMG. (2024). The future of internal audit is now: Navigating the new age of risk.