Penulis: R Imanudin Yuli Triharto (NIM:2702472122)
Mahasiswa Business Management, Binus Online, Universitas Bina Nusantara


Kertabumi Recycling Center, Tangerang – 29 Agustus 2025

Krisis sampah merupakan salah satu tantangan terbesar di Indonesia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 175.000 ton sampah setiap hari, atau setara dengan 64 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 30–35% belum terkelola dengan baik dan berakhir di lingkungan terbuka, sungai, maupun laut. Bahkan, laporan World Bank (2022) menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu dari lima negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.

Situasi ini menuntut kolaborasi berbagai pihak, termasuk akademisi, mahasiswa, komunitas, dan masyarakat umum. Salah satu bentuk kontribusi nyata dilakukan oleh mahasiswa Bina Nusantara (Binus) Online Jurusan Manajemen Bisnis, yang melaksanakan kegiatan Community Service berupa Tour Bank Sampah di Kertabumi Recycling Center, Tangerang Selatan, pada 29 Agustus 2025 pukul 13.00–17.00 WIB.

Kegiatan ini diikuti oleh 30 mahasiswa, dengan pembimbing utama Dr. Lianna Wijaya, serta menghadirkan narasumber tamu internasional Ts. Dr. Cheng Kin Meng dari Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR), Malaysia. Acara juga didampingi oleh Dr. Yuniarty dan difasilitasi langsung oleh tim pengelola Bank Sampah Kertabumi.

Acara dimulai dengan sambutan dan pengarahan oleh Dr. Lianna Wijaya, selaku dosen dari Binus Online Business Management yang mengarahkan serangkaian acara kedepannya. Dalam briefing tersebut, beliau menekankan pentingnya Kerjasama tim mahasiswa dalam kegiatan tersebut. Setiap mahasiswa sudah memiliki kelompok tugas dan kewajiban masing masing.

Setelah perkenalan, giliran tim pengelola Bank Sampah Kertabumi memberikan penjelasan mendetail tentang kondisi sampah, khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Beberapa fakta yang dipaparkan antara lain:

  • DKI Jakarta menghasilkan sekitar 800 ton sampah per hari, dan sebagian besar masih berakhir di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.
  • Umur TPA Bantar Gebang semakin kritis, diperkirakan tidak mampu menampung sampah lagi dalam beberapa tahun ke depan jika tidak ada pengurangan dari
  • Komposisi sampah di Indonesia terdiri dari sekitar 60% sampah organik, 15% plastik, dan sisanya berupa kertas, logam, kaca, serta sampah residu lainnya.

Penjelasan ini membuka wawasan peserta tentang betapa mendesaknya solusi pengelolaan sampah yang inovatif.

Mahasiswa kemudian diajak berkeliling fasilitas Kertabumi Recycling Center. Beberapa proses yang ditunjukkan antara lain:

  • Penerimaan & Penimbangan Sampah: Warga datang membawa sampah, yang kemudian ditimbang sesuai jenisnya. Sampah ini memiliki nilai ekonomis yang dapat ditukar dengan uang maupun barang kebutuhan pokok.

Foto Penerimaan Sampah dari Masyarakat

Foto Tim Kertabumi menjelaskan mekanisme penukaran sampah kepada nasabah

 

  • Pemilahan Sampah: Sampah dipisahkan berdasarkan kategori organik, plastik, logam, kaca, dan residu.

Foto beragam sampah yang sudah dipilah-pilah.

Foto Sampah yang sudah sudah dibedakan berdasarkan jenisnya

 

  • Daur Ulang Kreatif: Peserta ditunjukkan produk daur ulang berupa perhiasan, aksesori, serta peralatan rumah tangga yang dihasilkan dari sampah plastik dan bahan anorganik

Foto foto Proses daur ulang sampah hingga menjadi kursi, papan plastic, dan kerajinan lainnya.

Selain itu, pihak Kertabumi juga memamerkan inovasi lain:

  • Penyulingan air hujan menjadi air minum layak
  • Pemanfaatan sampah organik basah sebagai pakan ayam dan
  • Budidaya tanaman sereh dan kelor di area sekitar, sebagai bentuk integrasi pertanian

Para mahasiswa juga diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat yang datang membawa sampah ke Kertabumi.

  • Pak Toto, salah satu warga, mengaku baru pertama kali datang membawa sampah berupa besi dan kaca. Ia mengatakan, “Saya baru tahu ternyata sampah bisa ditukar, jadi ada manfaatnya. Rasanya senang bisa ikut bantu lingkungan.”
  • Bu Rosidah, warga lainnya, datang dengan membawa botol plastik bekas air Ia menyampaikan, “Saya senang ada Bank Sampah ini, jadi botol yang biasanya dibuang percuma sekarang bisa ditukar kebutuhan sehari-hari.”

Interaksi ini menunjukkan bahwa Bank Sampah bukan hanya sekadar fasilitas pengelolaan limbah, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat dan memberikan nilai ekonomi nyata.

Acara ditutup dengan sesi berbagi paket sembako kepada warga yang hadir, sebagai bentuk kepedulian sosial dari Binus Online dan Bank Sampah Kertabumi.

Dalam briefing penutup, Dr. Lianna Wijaya menyampaikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa dan peserta yang terlibat. Beliau menegaskan kembali bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar program akademik, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial generasi muda untuk menciptakan perubahan nyata di masyarakat.

Kegiatan Community Service Tour Bank Sampah Kertabumi memberikan pengalaman berharga bagi 30 mahasiswa Binus Online Jurusan Manajemen Bisnis. Melalui rangkaian seminar, edukasi, dan tour fasilitas daur ulang, mahasiswa memperoleh wawasan mendalam mengenai masalah dan solusi pengelolaan sampah di Indonesia.

Fakta-fakta yang terungkap menunjukkan betapa besar tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengelola 64 juta ton sampah per tahun, namun juga memperlihatkan potensi besar jika masyarakat mau terlibat dalam sistem Bank Sampah.

Lebih dari itu, kegiatan ini menumbuhkan kesadaran bahwa pengelolaan sampah tidak hanya persoalan lingkungan, melainkan juga peluang bisnis, pemberdayaan masyarakat, dan keberlanjutan ekonomi.

Dengan semangat kolaborasi, mahasiswa, akademisi, dan masyarakat dapat bersama-sama menciptakan Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.