Membangun Karir Sukses di Era Digital dan Memperluas Peluang melalui Networking
Penulis: Stephanus Bayu Krisna (SCA’s Team)
Halo BINUSIAN! Pada topik kelima dari rangkaian acara seminar “Career Talk” BINUS Online kali ini, kita akan mengangkat topik yang sangat relevan pada era ini, yakni “Membangun Karir Sukses di Era Digital dan Memperluas Peluang melalui Networking”. Di era digital seperti sekarang ini, kemampuan membangun jaringan profesional atau networking menjadi kunci penting dalam membuka berbagai peluang karir seseorang. Tapi mengapa membangun networking dalam dunia karir begitu penting untuk saat ini?
Nah, jawabannya akan kita kupas tuntas bersama Ibu Yoke Tangkar, S.M., yang saat ini menjabat sebagai Sales Director di AREA31 Datacenter, dan merupakan Alumni dari program studi Bisnis Manajemen BINUS Online di Wisuda 71 kemarin. Tak lupa hadir sebagai moderator pada sesi seminar kali ini, Bapak Dr. Ade Jamal Mirdad, S.E., M.Si., beliau merupakan Dosen program studi Bisnis Manajemen BINUS Online.
Melalui sesi ini, Ibu Yoke membagikan wawasan mendalam tentang bagaimana era digital telah membentuk ulang peta karir profesional. Beliau menekankan bahwa transformasi digital bukan sekadar perubahan alat atau platform, melainkan juga perubahan cara berpikir, bekerja, dan berjejaring dalam lingkungan profesional masa kini.
Digitalisasi sebagai Pengubah Permainan
Ibu Yoke menjelaskan bahwa revolusi digital telah menjadi motor penggerak perubahan di hampir seluruh sektor industri, mulai dari agrikultur hingga teknologi informasi. Perusahaan kini bergerak cepat menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang serba digital, yang secara otomatis juga mengubah ekspektasi terhadap sumber daya manusia. Kemampuan memahami teknologi digital, mengoperasikan sistem cloud, dan melakukan komunikasi secara efektif melalui kanal digital menjadi kompetensi mendasar di era ini. Perubahan ini, membuka peluang karir yang lebih luas namun hanya bagi mereka yang bersedia terus belajar dan siap beradaptasi.
Terdapat lima tantangan utama yang dihadapi tenaga kerja saat ini. Pertama, munculnya disrupsi teknologi yang menggeser peran-peran konvensional dalam dunia kerja, menuntut adaptasi cepat dan penguasaan teknologi baru. Kedua, perubahan teknologi yang begitu cepat membuat banyak keterampilan cepat usang, sehingga pembelajaran berkelanjutan menjadi keharusan. Ketiga, persaingan global kini tak lagi mengenal batas wilayah, memaksa individu untuk berkompetisi secara internasional. Keempat, terdapat kesenjangan keterampilan digital, di mana tidak semua orang memiliki akses atau kemampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi. Kelima, ketidakpastian karir dan kebutuhan fleksibilitas menjadi tekanan tersendiri di tengah dinamika dunia kerja yang terus berubah.
Remote Work dan Fleksibilitas: Dua Sisi Mata Uang
Model kerja jarak jauh menjadi norma baru yang membawa manfaat sekaligus tantangan tersendiri. Ibu Yoke menyampaikan bahwa fleksibilitas ini memberikan ruang bagi individu untuk menjalani berbagai peran secara bersamaan baik sebagai profesional, pelajar, maupun mengelola keluarga. Namun demikian, produktivitas tetap menjadi tolok ukur utama, sehingga manajemen waktu, disiplin diri, dan komunikasi virtual yang efektif sangat dibutuhkan.
Data, Keamanan, dan Kesadaran Digital
Dalam dunia kerja yang berbasis data, pemanfaatan analitik menjadi kekuatan utama dalam mendukung keputusan bisnis. Ibu Yoke menekankan bahwa individu yang mampu membaca, menganalisis, dan memanfaatkan data akan memiliki posisi strategis. Namun, penting pula untuk memahami aspek keamanan digital sebagai bentuk tanggung jawab profesional. Etika digital dan kesadaran akan perlindungan data pribadi kini menjadi bagian integral dari kompetensi karir modern.
Selain itu, untuk mampu menjawab tantangan dan mengambil peluang yang ada, Ibu Yoke menekankan pentingnya memiliki mindset yang siap menghadapi era digital. Mengacu pada teori Growth Mindset dari Carol Dweck, beliau mengajak peserta untuk meyakini bahwa kemampuan dan kecerdasan bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan bisa dikembangkan melalui usaha, strategi yang tepat, dan kemauan menerima umpan balik. Dalam konteks dunia kerja digital, ini berarti membuka diri terhadap perubahan, aktif belajar hal baru, dan tidak takut gagal selama proses pembelajaran berlangsung.
Strategi Kunci untuk Bertahan dan Berkembang
Ibu Yoke membagikan enam strategi utama agar individu mampu bertumbuh dan bertahan di era digital. Strategi tersebut meliputi:
- Embrace lifelong learning – menjadikan pembelajaran sebagai bagian dari gaya hidup,
- Develop digital literacy – mengasah kemampuan memahami dan menggunakan teknologi secara bijak,
- Flexible and adaptable – siap beradaptasi terhadap berbagai perubahan,
- Build transversal skills – mengembangkan keterampilan lintas bidang seperti komunikasi, kolaborasi, dan problem-solving,
- Enhance personal branding – membangun citra diri profesional yang kuat di platform digital, serta
- Professional networking – menjalin relasi strategis yang bisa membuka peluang baru.
Networking: Kunci Pembuka Peluang
Salah satu poin penting yang menjadi sorotan adalah peran penting networking dalam membentuk dan memperluas peluang karir, terutama di tengah perubahan cepat yang dibawa oleh era digital. Di masa kini, networking tidak lagi bersifat opsional, tetapi menjadi bagian integral dari strategi pengembangan diri dan profesional yang berkelanjutan.
Ibu Yoke menjelaskan bahwa networking dapat dibagi menjadi tiga kategori utama: internal, eksternal, dan digital. Networking internal mencakup hubungan dengan rekan kerja, lintas departemen, hingga pihak manajemen yang semuanya penting untuk membangun kolaborasi dan pengaruh di lingkungan kerja sendiri. Networking eksternal menjangkau relasi alumni, mitra bisnis, dan komunitas profesional yang bisa membuka pintu peluang baru di luar organisasi. Sedangkan networking digital menjadi jembatan baru yang sangat efektif, terutama melalui media sosial profesional seperti LinkedIn atau keikutsertaan dalam event virtual yang memperluas koneksi lintas industri dan wilayah.
Nilai Strategis dari Networking
Data yang dipaparkan Ibu Yoke menunjukkan fakta menarik yakni, 85% peluang kerja berasal dari koneksi jaringan, bukan dari portal lowongan kerja, dan sekitar 70% karyawan mendapatkan posisi mereka melalui referensi atau hubungan profesional. Hal ini menunjukkan bahwa networking bukan hanya sebagai sarana membangun hubungan, tetapi juga sebagai saluran informasi tak terlihat di mana peluang kerja yang tidak diiklankan secara publik justru sering dibagikan dalam lingkaran relasi profesional. Dalam konteks ini, networking menjadi aset strategis dalam mempercepat dan memperkuat mobilitas karir seseorang.
Membangun Jejaring Profesional Secara Efektif
Tidak cukup hanya mengetahui pentingnya networking, Ibu Yoke juga memberikan panduan praktis tentang bagaimana membangunnya secara strategis. Salah satu langkah penting adalah mengoptimalkan platform profesional digital seperti LinkedIn. Ini melibatkan pembuatan profil yang profesional dan lengkap, aktif berinteraksi, menggunakan fitur rekomendasi, serta mengikuti perusahaan atau tokoh industri yang relevan. Selain itu, partisipasi dalam proyek kolaboratif, webinar, dan konferensi virtual juga menjadi medium yang sangat efektif untuk membangun jejaring secara lebih bermakna.
Networking di era digital, seperti yang ditegaskan oleh Ibu Yoke, bukan hanya tentang mencari peluang jangka pendek, tetapi juga tentang membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan untuk masa depan. Jejaring yang kuat memberikan lebih dari sekadar akses informasi; ia juga membentuk reputasi profesional, membuka peluang kolaborasi, dan memperkuat posisi individu dalam ekosistem kerja yang semakin kompetitif dan saling terhubung.
Dengan memahami dinamika digital dan membekali diri dengan keterampilan baru, ditambah dengan kemampuan membangun jejaring profesional yang kuat, setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan karir yang berkelanjutan dan bermakna di masa depan.
“Success in the digital era is not just about what you know, but about who you connect with and how fast you can adapt.” — Anonymous
 
  
                

Comments :