Meretas Sukses Tanpa Batas Lewat Kewirausahaan Lintas Generasi
Dalam dunia bisnis, kisah keluarga yang membangun usaha dari nol hingga berkembang lintas generasi bukanlah hal yang langka. Banyak bisnis besar di dunia—dan juga di Indonesia—berasal dari usaha keluarga yang dirintis puluhan tahun lalu. Namun, seiring waktu, tantangan pun berubah. Meneruskan estafet kepemimpinan dan menjaga kelangsungan bisnis keluarga bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan pemahaman yang mendalam, strategi yang tepat, serta keharmonisan antara nilai lama dan semangat baru. Di sinilah konsep Transgenerational Entrepreneurship atau kewirausahaan lintas generasi hadir sebagai pendekatan yang penting dan relevan dalam menghadapi tantangan zaman.
Topik ini menjadi bahasan utama dalam BOLD Series (Binus Online Learning and Development) edisi internasional yang dilaksanakan pada 14 April 2025 secara daring. Acara ini menghadirkan Jeremy Cheng, Ph.D., seorang Adjunct Assistant Professor dari The Chinese University of Hong Kong (CUHK) Business School, sebagai pembicara utama. Sesi ini dipandu oleh Marcella Eva Vina Wirawan, mahasiswa dari Program Studi Business Management BINUS Online. Acara yang terbuka untuk seluruh mahasiswa BINUS Online ini tidak hanya memberikan ilmu baru, tetapi juga membuka ruang diskusi dan refleksi mengenai masa depan bisnis keluarga yang berkelanjutan.
Kewirausahaan lintas generasi sendiri merupakan pendekatan yang berusaha menyatukan dua sisi penting dari bisnis keluarga. Di satu sisi, generasi pendiri biasanya memiliki semangat kerja keras, nilai-nilai kultural yang kuat, serta modal sosial yang telah terbangun selama bertahun-tahun. Hal ini menjadi pondasi yang kokoh bagi kelangsungan usaha. Namun di sisi lain, generasi penerus dituntut untuk mampu membawa angin segar berupa inovasi, pemanfaatan teknologi, penyesuaian terhadap selera konsumen masa kini, serta pemahaman terhadap dinamika pasar yang semakin kompetitif dan global.
Perbedaan karakter antar generasi ini sering kali melahirkan tantangan tersendiri. Tidak jarang, generasi muda merasa terkungkung oleh aturan dan cara berpikir lama, sementara generasi sebelumnya khawatir akan kehilangan identitas bisnis jika terlalu banyak perubahan dilakukan. Di sinilah paradoks muncul: bagaimana caranya menjaga nilai-nilai warisan dan jati diri bisnis keluarga, namun tetap berinovasi dan berkembang agar relevan di era modern?
Jeremy Cheng membahas secara mendalam bagaimana bisnis keluarga dapat menavigasi paradoks tersebut. Ia menjelaskan bahwa kunci dari keberhasilan lintas generasi terletak pada komunikasi yang terbuka, kolaborasi yang tulus, serta kesediaan kedua belah pihak untuk saling belajar dan beradaptasi. Generasi pendahulu perlu memberi ruang bagi pembaruan, sementara generasi penerus perlu menghargai warisan yang ada dan membangun inovasi di atas fondasi tersebut.
Lebih dari sekadar sesi akademik, acara ini menjadi ruang yang sangat berharga bagi mahasiswa BINUS, khususnya mereka yang berasal dari keluarga pebisnis atau memiliki cita-cita meneruskan bisnis keluarga. Mereka diajak untuk memahami bahwa meneruskan usaha bukan hanya soal mempertahankan, tetapi juga soal menciptakan makna baru. Keberhasilan bisnis keluarga di masa depan bergantung pada kemampuan untuk bergerak dinamis tanpa kehilangan akar yang telah menguatkannya sejak awal.
Comments :