Market Basket Analysis pada Bisnis Kedai Kopi Menggunakan Algoritma Apriori
oleh Jullend Gatc, S.T., M.Kom. (Faculty Member PJJ CS)
Industri kopi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2023, produksi kopi nasional mencapai 758,7 ton, dengan kontribusi besar dari beberapa provinsi seperti Riau, Sumatera Utara, Lampung, Bengkulu, dan Aceh yang menyumbang sekitar 69% dari total produksi. Tidak hanya di pasar domestik, Indonesia juga mencatat kinerja ekspor kopi yang sangat baik, dengan nilai mencapai 592 juta USD pada tahun yang sama. Fakta ini menunjukkan bahwa industri kopi memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Namun, seiring dengan pertumbuhan tersebut, para pelaku usaha di sektor ini juga dihadapkan pada tantangan baru, khususnya dalam memahami perilaku konsumen untuk meningkatkan strategi pemasaran dan penjualan.
Untuk menjawab tantangan ini, penelitian dilakukan dengan menerapkan metode Market Basket Analysis (MBA) menggunakan algoritma Apriori. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasi pola pembelian produk yang sering dibeli secara bersamaan oleh pelanggan pada sebuah kedai kopi, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengembangan model rekomendasi produk yang relevan. Penelitian dimulai dengan analisis masalah dan studi literatur, dilanjutkan dengan pengumpulan data transaksi pelanggan. Selanjutnya, data tersebut diolah menggunakan algoritma Apriori dengan parameter minimum support sebesar 1%, minimum confidence 25%, dan lift ratio lebih dari 1. Melalui proses ini, dihasilkan total 14 association rules yang menunjukkan hubungan antara produk-produk yang sering dibeli bersama.
Hasil analisis menunjukkan beberapa kombinasi produk yang memiliki nilai asosiasi kuat. Contohnya, kombinasi Indomie Rebus dan Telur memiliki nilai lift sebesar 6.403 dan confidence sebesar 68%, sementara Telur dan Indomie Goreng memiliki lift 4.600 dengan confidence 66%. Kombinasi lain seperti Cappuccino dan Kentang Goreng, serta Kopi Susu dan Es Cokelat, juga menunjukkan pola pembelian yang cukup kuat. Pola-pola ini dapat dimanfaatkan oleh pengelola kedai kopi untuk menyusun strategi promosi yang lebih efektif, seperti bundling produk atau penempatan produk secara strategis berdasarkan kebiasaan pelanggan.
Sebagai kesimpulan, penerapan algoritma Apriori dalam analisis keranjang pasar terbukti memberikan hasil yang signifikan dalam mengidentifikasi pola pembelian konsumen di kedai kopi. Temuan ini tidak hanya memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi pemasaran berbasis data di sektor industri F&B, tetapi juga menjadi referensi penting dalam pengembangan sistem rekomendasi produk. Model ini mampu meningkatkan efisiensi promosi, memaksimalkan penjualan, dan memberikan pengalaman yang lebih personal kepada pelanggan.
Sumber: Penelitian Dosen dan Mahasiswa PJJ CS
Editor: Yudy Purnama, S.Kom., M.TI
#BINUSRESEARCHPOINT #TEKNIKINFORMATIKA #COMPUTERSCIENCE #BINUS #BINUSUNIVERSITY
Comments :