Perkembangan E-Commerce dan Last-Mile Delivery
Seiring dengan perkembangan teknologi, Electronic Commerce/E-Commerce (segala kegiatan jual beli atau transaksi yang dilakukan menggunakan sarana media elektronik/internet) [1] kian diminati masyarakat Indonesia sebagai solusi praktis pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya menawarkan kemudahan dalam akses ke berbagai pilihan produk, E-Commerce juga memberikan serangkaian pilihan metode pengiriman yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan para pengguna. Salah satu metode pengiriman yang banyak ditawarkan adalah “Same Day Delivery Service”. Sesuai dengan namanya, same day delivery menawarkan pengiriman barang dengan waktu yang singkat, sehingga pelanggan dapat memesan dan menerima barang dalam rentang hari yang sama. Dalam proses untuk menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan terhadap jasa layanan pengiriman, Last-Mile Delivery memiliki peranan penting dalam hal Logistic dan Supply Chain Management pengiriman barang.
Pengertian Last-Mile Delivery
Dalam konteks Logistic, dan Supply Chain Management, Last-Mile Delivery merupakan tahapan akhir dari proses pengiriman barang menuju pelanggan. Istilah “last-mile” merujuk pada jarak terakhir yang harus ditempuh barang dalam proses untuk sampai ke tangan konsumen [2]. Meskipun proses ini terbilang singkat bila dibandingkan dengan First- and Middle-mile delivery, proses last-mile seringkali menjadi bagian paling rumit dan mahal dari keseluruhan proses logistic. Tahap akhir ini juga menjadi titik krusial faktor kepuasan dan loyalitas pelanggan terhadap layanan jasa pengiriman yang telah dipilih. Dalam hal ini, ilmu Teknik Industri diperlukan untuk memberikan inovasi peningkatan Last-Mile Delivery, sehingga efisiensi dan juga kepuasan pelanggan dapat dilakukan seiringan dengan pengoptimalan biaya operasi.
Tantangan Last-Mile Delivery di Indonesia
Dua tren global utama, yaitu urbanisasi dan e-commerce, menjadi pendorong utama meningkatnya kebutuhan layanan last-mile delivery. Urbanisasi mengacu pada kecenderungan semakin banyak orang yang pindah ke kawasan perkotaan, terutama ke “megakota” dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa. Diperkirakan bahwa pada tahun 2050, sekitar 70% populasi dunia, atau sekitar 6,3 miliar orang, akan tinggal di kota-kota besar. Pada tahun 2018, e-commerce juga mencatat tingkat pertumbuhan global sebesar 23,3% (Statista, 2018). Kombinasi antara konsentrasi geografis yang meningkat akibat urbanisasi dan meningkatnya jumlah pesanan online per individu menyebabkan peningkatan volume paket yang harus ditangani.[3]
Peningkatan volume pengiriman harus diimbangi dengan pengembangan fasilitas pendukung yang memadai. Jika tidak, kapasitas infrastruktur yang terbatas dapat menyebabkan berbagai tantangan, seperti keterlambatan pengiriman, biaya operasional yang meningkat, dan menurunnya kualitas layanan. Sebelum mampu memberikan inovasi peningkatan Last-Mile Delivery, pemahaman mengenai tantangan yang dihadapi dalam prosesnya perlu dilakukan untuk menentukan aspek apa saja yang dapat dikembangkan demi meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan. Beberapa tantangan dalam Last-Mile Delivery di Indonesia adalah:
Efisiensi Operasional
Salah satu tantangan dalam Last-Mile Delivery di Indonesia berkaitan dengan efisiensi operasional yang meliputi infrastruktur dan juga efisiensi rute. Infrastruktur transportasi yang kurang memadai seperti adanya jalanan yang rusak, kemacetan lalu lintas, hingga rendahnya aksesibilitas dapat menghambat efisiensi pengiriman. Pemilihan rute yang salah juga mempu memperpanjang waktu pengiriman dan meningkatkan resiko adanya kerusakan hingga kehilangan barang yang pada akhirnya menurunkan efisiensi dan kepuasan pelanggan terhadap layanan jasa pengiriman. Dalam proses pengiriman, seringkali juga terdapat hal-hal yang tidak dapat diprediksi seperti perubahan pada alamat pengiriman. Pentingnya pemilihan dan optimisasi rute berperan penting dalam kasus ini sehingga barang dapat sampai ke tangan pelanggan dalam kondisi baik, dan sesuai dengan ekspetasi waktu pengiriman tanpa memakan biaya yang lebih besar ataupun membutuhkan penambahan tenaga kerja dan sumber daya yang signifikan.
Sustainability
Masalah keberlanjutan dalam last-mile delivery menjadi perhatian utama seiring dengan meningkatnya volume pengiriman barang di wilayah perkotaan. Peningkatan ini memicu bertambahnya jumlah kendaraan pengantar yang memasuki pusat kota, menyebabkan polusi udara, kemacetan, dan peningkatan emisi gas rumah kaca [4]. Selain itu, penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil dalam proses pengiriman semakin memperburuk dampak lingkungan. Tantangan lainnya adalah limbah kemasan yang dihasilkan dari aktivitas e-commerce, yang sering kali tidak didaur ulang dengan baik. Di sisi lain, ekspektasi pelanggan terhadap pengiriman yang cepat dan efisien menambah tekanan bagi perusahaan logistik untuk tetap kompetitif, sering kali tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan.
Efisiensi cost
Efisiensi cost berkaitan erat dengan efisiensi operasional. Pelanggan mengharapkan pengiriman dengan biaya terjangkau ataupun tanpa biaya setelah melakukan pembelian dalam jumlah tertentu. Permasalahan terjadi karena Last Mile Delivery merupakan proses yang memakan biaya tinggi dikarenakan supir ekspedisi sering memiliki banyak paket kecil untuk dikirim ke tujuan yang spesifik. Pada same day delivery service last mile delivery menjadi lebih rumit karena berbagai situasi yang mungkin terjadi mulai dari tidak ada orang di tempat tujuan untuk mengambil kiriman dari kurir hingga penjadwalan ulang delivery time dengan limit waktu yang singkat.
Inovasi Last-Mile Delivery
Beberapa inovasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan Last Mile Delivery dan meningkatkan kepuasan serta loyalitas pelanggan adalah:
AI-based tracking and routing system
Menghadapi tantangan operasional dalam last-mile delivery, inovasi berbasis teknologi seperti AI-based tracking and routing system dapat menjadi salah satu solusi. Menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis data secara real-time, seperti lokasi pengiriman, kondisi lalu lintas, cuaca, dan tingkat permintaan membuat sistem dapat mengoptimalkan rute pengiriman sehingga waktu pengantaran lebih efisien dan biaya operasional berkurang.Selain itu, AI-based tracking memungkinkan perusahaan dan juga pelanggan untuk memantau status pengiriman secara transparan dan akurat.[5] Pelanggan dapat secara langsung mengetahui perkiraan waktu kedatangan paket, sementara perusahaan dapat mengidentifikasi hambatan operasional lebih awal. Sistem ini juga dapat mempelajari pola pengiriman dari waktu ke waktu untuk memberikan rekomendasi strategis, seperti distribusi ulang kendaraan ke area dengan permintaan tinggi atau pengelompokan pengiriman untuk mengurangi jarak tempuh.
Penggunaan kendaraan listrik (electric vehicles/EV)
Penggunaan kendaraan listrik (electric vehicles/EV) dalam last-mile delivery menjadi salah satu inovasi utama untuk mengatasi masalah sustainability dari meningkatnya permintaan last mile delivery. Kendaraan listrik menawarkan solusi ramah lingkungan dengan mengurangi emisi karbon secara signifikan dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.Dalam konteks operasional, kendaraan listrik juga dapat mengurangi biaya bahan bakar dan perawatan karena secara umum memiliki desain yang lebih sederhana dan efisien. Selain itu, berbagai kebijakan insentif, seperti akses ke jalur high-occupancy vehicle (HOV) di beberapa kota atau pembebasan dari pajak emisi, memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan logistik yang menggunakan EV.Namun, dalam pengaplikasiannya, berbagai tantangan seperti jarak tempuh terbatas dan kebutuhan infrastruktur pengisian daya masih perlu diatasi untuk meningkatkan efektivitas [6].
Crowdshipping
Crowdshipping memiliki konsep yang mirip dengan model ekonomi berbagi (sharing economy), di mana masyarakat umum yang sedang melakukan perjalanan dapat mengirimkan barang ke tujuan yang sejalan dengan rute mereka [7]. Dalam pengaplikasiannya, platform digital berbasis aplikasi dibutuhkan agar perusahaan dapat menghubungkan pengirim dengan individu yang bersedia menjadi kurir, sehingga menciptakan sistem pengiriman yang lebih fleksibel dan hemat biaya. Inovasi ini menawarkan beberapa keunggulan. Pertama, crowdshipping mengurangi ketergantungan pada armada pengiriman tradisional, sehingga mengurangi emisi karbon dan kepadatan lalu lintas di perkotaan. Kedua, fleksibilitasnya memungkinkan barang dikirim lebih cepat, terutama di wilayah dengan permintaan tinggi atau akses sulit. Ketiga, pendekatan ini membuka peluang penghasilan tambahan bagi masyarakat umum yang terlibat. Namun, ada tantangan yang perlu diatasi, seperti memastikan keamanan barang, keandalan kurir, dan pengelolaan logistik dalam skala besar. Untuk itu, teknologi seperti pelacakan berbasis GPS, verifikasi identitas, dan sistem ulasan pelanggan dapat diterapkan untuk meningkatkan transparansi dan kepercayaan.
Referensi
[1] Negara, D. J. K. (n.d.). Memanfaatkan E-Commerce Dengan Benar. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-palembang/baca-artikel/15814/Memanfaatkan-E-Commerce-Dengan-Benar.html
[2] Deliveree Indonesia. (2019, May 9). https://www.deliveree.com/id. https://www.deliveree.com/id/ekspedisi/last-mile-delivery-pengalaman-pelanggan/
[3] Boysen, N., Fedtke, S., & Schwerdfeger, S. (2020). Last-mile delivery concepts: a survey from an operational research perspective. OR Spectrum, 43(1), 1–58. https://doi.org/10.1007/s00291-020-00607-8
[4] Kiba-Janiak, M., Marcinkowski, J., Jagoda, A., & Skowrońska, A. (2021). Sustainable last mile delivery on e-commerce market in cities from the perspective of various stakeholders. Literature review. Sustainable Cities and Society, 71, 102984. https://doi.org/10.1016/j.scs.2021.102984
[5] Jucha, P. (2021). Use of artificial intelligence in last mile delivery. SHS Web of Conferences, 92, 04011. https://doi.org/10.1051/shsconf/20219204011
[6] Patella, S. M., Grazieschi, G., Gatta, V., Marcucci, E., & Carrese, S. (2020). The Adoption of Green Vehicles in Last Mile Logistics: A Systematic review. Sustainability, 13(1), 6. https://doi.org/10.3390/su13010006
[7] Castillo, V. E., Bell, J. E., Mollenkopf, D. A., & Stank, T. P. (2021). Hybrid last mile delivery fleets with crowdsourcing: A systems view of managing the cost‐service trade‐off. Journal of Business Logistics, 43(1), 36–61. https://doi.org/10.1111/jbl.12288
[8] https://www.pexels.com/photo/delivery-man-carrying-a-package-6169186/
Comments :