Integrasi Net Zero Emissions pada Proses Rantai Pasok
Net zero emissions merupakan salah satu priotitas strategis dalam proses rantai pasok (supply chain) sebagai upaya global penekanan laju perubahan iklim. Rantai pasok merupakan proses yang mencakup semua tahapan dalam produksi dan distribusi barang, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk akhir kepada konsumen. Setiap tahap dalam proses rantai pasok turut berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca, sehingga penting untuk memahami dampak dari setiap proses yang ada. Transisi menuju net zero emmisons menuntut adanya tranformasi menyeluruh di berbagai sektor, mulai dari sektor logistik, manufaktur, hingga agrikultur, disertai dengan tantangan dan strategi yang beragam dalam upaya perwujutannya.
Berbeda dengan carbon neutrality, yang lebih menekankan kompensasi emisi melalui offset tanpa adanya perubahan signifikan pada proses inti, net zero emmisons menuntut pengurangan emisi gas rumah kaca hingga nol bersih melalui kombinasi pengurangan langsung dan penyerapan karbon (Chen et al., 2024). Implementasi net zero dalam rantai pasok memerlukan perubahan sistemik, seperti optimalisasi logistik, penggunaan energi terbarukan, serta pengembangan material ramah lingkungan (Mishra et al., 2023).
Tantangan Net Zero Emmisions pada Proses Rantai Pasok
Salah satu tantangan utama dalam proses implementasi net zero dalam rantai pasok adalah kompleksitas pengukuran emisi. Studi pada industri manufaktur menunjukkan bahwa sekitar 68% emisi global berasal dari rantai pasok, khususnya dari transportasi jarak jauh dan proses produksi intensif energi (Mishra et al., 2023). Di dalam proses rantai pasok, sebagian besar emisi gas rumah kaca tersebar di berbagai tahap, mulai dari tahap produksi, transportasi, hingga distribusi. Penyebaran tersebut membuat pengukuran emisi gas rumah kaca pada rantai pasok melibatkan banyak pemangku kepentingan dalam prosesnya(Chen et al., 2024). Perbedaan prioritas dan regulasi antar benua dapat memperlambat adopsi dari teknologi rendah karbon yang dibutuhkan dalam implementasi net zero emission. Teknologi terbarukan seperti carbon capture, dan energi surya juga membutuhkan biaya investasi, yang masih menjadi kendala utama bagi banyak perusahaan dalam mengimplementasikan net zero emission
Integrasi menuju net zero emissions pada rantai pasok
Integrasi antara Life Cycle Assessment (LCA), transformasi energi terbarukan, dan penerapan model ekonomi sirkular. LCA dapat digunakan sebagai salah satu strategi mengimplentasikan net zero pada proses rantai pasok. LCA mampu membantu perusahaan memetakan jejak karbon produk dari hulu ke hilir, sehingga perusahaan dapat secara spesifik menargetkan pengurangan emisi (Chen et al., 2024). Proses pengadopsian energi surya untuk pendinginan yang diterapkan pada perusahaan garmen dan industri susu berhasil menurunkan emisi operasional hingga 25% (Malliaroudaki et al., 2022). Di sektor karet, penggunaan panel surya dan biogas telah menggantikan sebagian besar kebutuhan energi fosil, sementara peternakan di Eropa memanfaatkan limbah organik untuk produksi biogas (Malliaroudaki et al., 2022).
Salah satu contoh integrasi ekonomi sirkular adalah proses daur ulang limbah menjadi material kontruksi. Pada industri ban, limbah karet di daur ulang menjadi material kontruksi sehingga mengurangi emisi dari pembuangan akhir (Mishra et al., 2023). Karet sintetis berbasis biofuel untuk mengurangi deforestasi dan emisi, sedangkan peternakan susu di Inggris memanfaatkan IoT untuk mengoptimalkan rantai dingin dan mengubah limbah menjadi energi (Malliaroudaki et al., 2022).
Transformasi menuju net zero emission dalam rantai pasok dapat diraih tanpa mengorbankan daya saing ekonomi dengan adanya sinergi teknologi, kebijakan, dan kolaborasi lintas sektor. Inovasi berkelanjutan, seperti pelacakan emisi real-time dengan integrasi teknologi digital berupa AI dan blockchain, serta ragulasi lanjutan karbon di Tingkat global, juga dapat menjadi salah satu focus utama pengembangan net zero emission dalam proses rantai pasok. Platform kolaboratif digital seperti EcoVadis kini digunakan secara luas untuk memantau kinerja keberlanjutan pemasok secara real-time (Chen et al., 2024).
Resources:
- Chen, G., Lim, M. K., Yeo, W., & Tseng, M. L. (2024). Net zero vs. carbon neutrality: supply chain management challenges and future research agenda. International Journal of Logistics Research and Applications, 1-36.
- Mishra, R., Singh, R., & Govindan, K. (2023). Net-zero economy research in the field of supply chain management: a systematic literature review and future research agenda. The International Journal of Logistics Management, 34(5), 1352-1397.
- Malliaroudaki, M. I., Watson, N. J., Ferrari, R., Nchari, L. N., & Gomes, R. L. (2022). Energy management for a net zero dairy supply chain under climate change. Trends in Food Science & Technology, 126, 153-167.
- https://www.freepik.com/free-vector/circular-economy-concept-illustration_61403493.htm#fromView=keyword&page=1&position=0&uuid=8ac0b6f4-2362-4b7f-b315-28cbc1b534f3&query=Green+Supply+Chain
Comments :