Optimalisasi Proses Produksi Berkelanjutan: Pendekatan Lean-Green dalam Teknik Industri
Dalam menghadapi krisis lingkungan global, tekanan terhadap industri manufaktur untuk mengadopsi sistem produksi yang lebih berkelanjutan semakin meningkat. Teknik industri, sebagai bidang yang menekankan efisiensi, kualitas, dan pengelolaan sistem, memiliki peran strategis dalam mendukung transisi menuju proses produksi yang ramah lingkungan. Salah satu pendekatan yang berkembang saat ini adalah integrasi antara lean manufacturing dan green manufacturing, atau yang dikenal dengan istilah lean-green manufacturing.
Lean manufacturing berfokus pada pengurangan pemborosan dalam proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dan nilai bagi pelanggan. Sementara itu, green manufacturing menitikberatkan pada pengurangan dampak lingkungan melalui penghematan energi, pengurangan limbah, dan penggunaan material ramah lingkungan. Integrasi kedua pendekatan ini diyakini dapat menghasilkan sistem produksi yang efisien secara ekonomi sekaligus bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Lean-Green Manufacturing: Konsep dan Relevansi
Pendekatan lean-green manufacturing merupakan strategi yang menggabungkan prinsip efisiensi proses dari lean manufacturing dengan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dari green manufacturing. Tujuan utamanya adalah menciptakan sistem produksi yang optimal, baik dari segi biaya maupun keberlanjutan. Menurut Younnes (2023), perusahaan yang menerapkan lean-green menunjukkan peningkatan dalam efisiensi energi, pengurangan limbah padat, serta peningkatan kinerja lingkungan secara keseluruhan. Hal ini tercermin pada studi kasus Abdulghani Company, yang berhasil mengintegrasikan prinsip lean untuk mengurangi penggunaan sumber daya berlebih sekaligus memenuhi target keberlanjutan (Younnes, 2023).
Selain efisiensi proses, lean-green juga terbukti mendukung pencapaian target supply chain sustainability. Penelitian oleh Kasim (2025) mengungkapkan bahwa implementasi lean dan green manufacturing dapat memberikan dampak positif terhadap efisiensi operasional, pengurangan biaya, serta peningkatan kinerja lingkungan perusahaan. Lean Supply Chain terbukti efektif dalam mengurangi pemborosan, mempercepat aliran produk, dan meminimalkan proses yang tidak bernilai tambah. Sementara itu, Green Supply Chain memberikan kontribusi dalam mengurangi jejak karbon, pengelolaan limbah, serta efisiensi penggunaan energi dan bahan baku. Kombinasi keduanya terbukti mampu menciptakan sinergi yang mendukung pencapaian tujuan keberlanjutan perusahaan tanpa mengorbankan produktivitas (Kasim, 2025).
Implementasi Strategi Lean-Green dalam Teknik Industri
Penerapan konsep lean-green dalam bidang teknik industri merupakan langkah strategis dalam mewujudkan efisiensi operasional sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah Sustainable Value Stream Mapping (SVSM), yakni alat visual yang tidak hanya memetakan aliran proses dan nilai tambah dalam produksi, tetapi juga mengevaluasi aspek-aspek lingkungan seperti konsumsi energi dan emisi karbon. Menurut penelitian oleh Ikatrinasari et al. (2018), SVSM terbukti efektif dalam mengidentifikasi titik-titik kritis dalam proses produksi yang berdampak terhadap keberlanjutan, sehingga memungkinkan perusahaan melakukan perbaikan yang lebih holistik. Contoh implementasi SVSM dapat ditemukan pada industri makanan dan minuman, di mana pemetaan dilakukan terhadap penggunaan energi dalam proses pendinginan dan pengemasan, sehingga ditemukan potensi efisiensi energi hingga 20%.
Selanjutnya, praktik lean seperti 5S dan Kaizen juga dapat dimodifikasi untuk mempertimbangkan aspek lingkungan. Misalnya, dalam penerapan 5S, penataan area kerja tidak hanya bertujuan untuk efisiensi, tetapi juga untuk mengurangi penggunaan bahan berbahaya serta mengoptimalkan pengelolaan limbah. Demikian pula dengan Kaizen berbasis lingkungan, yang mendorong perbaikan berkelanjutan dengan fokus pada pengurangan limbah dan emisi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan otomotif menerapkan Environmental Kaizen dengan fokus pada pengurangan limbah oli dan pelarut kimia, yang berhasil menurunkan emisi volatile organic compounds (VOC) hingga 30% dalam setahun.
Selain itu, metode Life Cycle Assessment (LCA) menjadi alat penting untuk menilai dampak lingkungan dari sebuah produk atau sistem selama seluruh siklus hidupnya, mulai dari ekstraksi bahan baku hingga pembuangan akhir. LCA merupakan satu-satunya pendekatan kuantitatif yang dapat memberikan gambaran menyeluruh terhadap dampak lingkungan dari suatu proses atau produk (Tambunan et al., 2025). Contoh penerapan LCA dapat ditemukan pada industri elektronik, di mana evaluasi dilakukan terhadap siklus hidup produk seperti smartphone untuk menentukan fase produksi mana yang memberikan kontribusi emisi karbon terbesar, sehingga perusahaan dapat merancang ulang proses tersebut menjadi lebih ramah lingkungan.
Tantangan dan Peluang Implementasi
Meskipun pendekatan lean-green menawarkan berbagai manfaat dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan, implementasinya di lapangan tidak terlepas dari sejumlah tantangan. Salah satu kendala utama adalah kurangnya pemahaman lintas fungsi antara efisiensi proses dan tujuan keberlanjutan, yang seringkali menyebabkan ketidaksinambungan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, keterbatasan sumber daya dan kemampuan teknis juga menjadi hambatan signifikan, terutama pada sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang umumnya memiliki akses terbatas terhadap teknologi dan pelatihan. Tantangan lainnya adalah belum adanya metrik kinerja yang terintegrasi secara komprehensif, yang mampu menggabungkan indikator efisiensi operasional dengan dampak lingkungan. Meskipun demikian, peluang pengembangan tetap terbuka lebar. Kosasih et al. (2023) dalam kajian terbarunya menekankan pentingnya agenda riset yang lebih terarah untuk mengembangkan kerangka kerja lean-green yang aplikatif dan mudah diadopsi, terutama oleh UKM di negara berkembang yang memiliki karakteristik dan kebutuhan berbeda dibandingkan dengan industri besar (Kosasih et al., 2023).
Resources:
Ikatrinasari, Z. F., Hasibuan, S., & Kosasih, K. (2018, November). The implementation lean and green manufacturing through sustainable value stream mapping. In IOP Conference series: materials science and engineering (Vol. 453, No. 1, p. 012004). IOP Publishing.
Kasim, N. (2025). Tinjauan Literatur: Implementasi Manajemen Rantai Pasok Lean dan Green. Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan, 4(3), 835-841.
Kosasih, W., Pujawan, I. N., & Karningsih, P. D. (2023). Integrated lean-green practices and supply chain sustainability for manufacturing SMEs: a systematic literature review and research agenda. Sustainability, 15(16), 12192.
Tambunan, H., Marsudi, S., Ifanda, D., & Silalahi, H. T. (2025). Life Cycle Assessment (LCA) Produksi Produk Berbasis Kayu: Sebuah Ulasan Singkat. TERRA: Journal of Forest Management, 1(1).
Younnes, D. (2023). The impact of lean manufacturing practices on green sustainability: The case of Abdulghani company. European Journal of Business and Management Research, 8(3), 62-67.
https://www.freepik.com/free-photo/people-working-together-warehouse_19185041.htm
Comments :