Halo BINUSIAN!

Pada seminar Career Talk” yang lalu, kita mengangkat topik yang menarik sekaligus relevan dengan pengembangan diri dan kepemimpinan, yaitu “Transformasi Karir: Dari Karyawan ke Pemimpin.” Tema ini membahas perjalanan penting dalam dunia profesional, bagaimana seseorang dapat berkembang dari peran sebagai karyawan menuju sosok pemimpin yang inspiratif.

Materi ini akan dibawakan oleh Bapak Andrew Michael, S.M., Senior Manager Internal Audit Kawan Lama Group sekaligus Alumni Business Management BINUS Online. Acara juga akan dipandu oleh moderator yang sudah tidak asing lagi, yaitu Bapak Nandika Putra Buana, Mahasiswa Business Management BINUS Online.

Dalam pemaparannya, Pak Andrew menyampaikan bahwa menjadi seorang pemimpin bukanlah soal posisi atau jabatan, tetapi tentang bagaimana seseorang berkembang secara berkelanjutan dalam perjalanan karirnya. Kepemimpinan sejati terbentuk melalui proses yang bertahap, dimulai dari pengembangan kompetensi, kesiapan untuk mengambil tanggung jawab, keberanian meraih peluang, dan kemampuan untuk terus berkembang di tengah berbagai tantangan. Proses ini mencakup empat pilar utama, yang menjadi landasan transformasi menuju kepemimpinan.

Membangun Kompetensi

Langkah pertama dalam transformasi karir adalah membangun fondasi kompetensi yang kokoh. Kompetensi ini tidak sebatas pada keterampilan teknis, namun juga mencakup kemampuan komunikasi, manajemen waktu, pengambilan keputusan, hingga kecerdasan emosional. Menurut Pak Andrew, seorang calon pemimpin perlu aktif memperluas wawasan dan keterampilan melalui pembelajaran berkelanjutan, baik secara formal maupun melalui pengalaman kerja sehari-hari. Kedisiplinan dan konsistensi menjadi kunci agar kompetensi tersebut benar-benar melekat dan menjadi bekal berharga di jenjang karier berikutnya.

Untuk memperkuat poin tersebut, Pak Andrew mengutip laporan World Economic Forum (WEF) dalam Future of Jobs Report 2020, yang merilis daftar “10 Keterampilan Teratas Tahun 2025.” Daftar ini menegaskan bahwa dunia kerja masa depan akan sangat menuntut keterampilan yang adaptif, analitis, serta berbasis pada pemecahan masalah dan inovasi.

Keterampilan-keterampilan ini merupakan kemampuan yang diprediksi akan sangat dibutuhkan di dunia kerja pada tahun 2025, dan dikelompokkan dalam beberapa kategori keterampilan, yaitu:

  • Kategori Problem Solving (Penyelesaian Masalah) yang meliputi kemampuan berpikir analitis dan menghasilkan inovasi baru. Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang rumit. Berpikir kritis serta menganalisis data atau situasi secara mendalam. Kreativitas dalam menghasilkan ide baru, keaslian gagasan, dan inisiatif pribadi. Menyusun alasan yang logis, memecahkan masalah, dan menciptakan ide-ide.
  • Kategori Self Management (Pengelolaan Diri) yang terdiri dari kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan strategi belajar yang efektif. Serta kemampuan bertahan dalam tekanan, toleransi terhadap stres, dan adaptasi yang fleksibel terhadap perubahan.
  • Kategori Working with People (Bekerja dengan Orang Lain) yakni kemampuan seseorang untuk memimpin dan memengaruhi orang lain secara positif di lingkungan sosial atau kerja.
  • Kategori Technology Use and Development (Penggunaan dan Pengembangan Teknologi) yang mana seseorang harus dapat menggunakan, memantau, dan mengendalikan teknologi secara efektif. Selain itu keterampilan dalam mendesain teknologi dan melakukan pemrograman.

Menerima Tanggung Jawab

Tahap berikutnya adalah kesiapan seseorang untuk bisa menerima dan memikul tanggung jawab. Kepemimpinan bukan tentang menyuruh, tetapi tentang keberanian untuk berdiri di garis depan ketika situasi sulit datang. Seorang pemimpin sejati adalah mereka yang mampu mengambil keputusan dengan bijak, serta bertanggung jawab atas konsekuensi yang ditimbulkan. Bagi Pak Andrew, sikap proaktif dan kesediaan untuk menyelesaikan masalah tanpa menyalahkan keadaan adalah cerminan dari kepemimpinan yang bertumbuh dari dalam diri.

Meraih dan Menciptakan Peluang

Pak Andrew juga menekankan pentingnya keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Peluang dalam dunia kerja sering kali tidak datang dua kali, dan hanya mereka yang siap serta berani mengambil risiko yang mampu memanfaatkannya. Baik melalui proyek baru, rotasi posisi, maupun saat menghadapi kegagalan, setiap pengalaman menjadi batu loncatan berharga menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan potensi kepemimpinan.

Terus Bertumbuh

Dunia kerja yang dinamis menuntut seorang pemimpin untuk selalu relevan. Oleh karena itu, pertumbuhan harus menjadi bagian dari identitas seorang pemimpin. Pembaruan pola pikir, adaptasi terhadap perubahan teknologi, serta kemampuan membaca dinamika tim menjadi hal yang wajib dimiliki. Seorang pemimpin tidak berhenti belajar, bahkan setelah mencapai posisi tinggi. Mereka terus mencari masukan, merefleksikan diri, dan memperbaiki kekurangan secara berkelanjutan.

Transformasi karir dari seorang karyawan menjadi pemimpin bukanlah sesuatu yang instan. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan kesadaran diri, kemauan belajar, dan keberanian untuk menghadapi tantangan. Dengan membangun kompetensi, mengambil tanggung jawab, meraih peluang, dan terus bertumbuh, setiap individu memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang berdampak. Seperti yang ditegaskan oleh Pak Andrew, “Kepemimpinan bukan tentang gelar, tapi tentang tindakan dan pengaruh positif yang kita bawa ke lingkungan sekitar.”

 

“Leadership is not about the title you hold, but the responsibility you embrace and the growth you pursue.” — Andrew Michael

 

Penulis: Stephanus Bayu Krisna (SCA’s Team)