Embracing AI – Future Careers, Layoffs and How to Stay
Hi BINUSIAN! Webinar BOLD Series Alumni Pulang Kampus kembali digelar pada Sabtu, tanggal 28 September 2024. Webinar kali ini mengangkat tajuk “Embracing AI: Future Careers, Layoffs and How to Stay”, yang membahas tentang cara memanfaatkan peluang untuk meningkatkan karir di tengah perkembangan teknologi terkhususnya AI (Artificial Intelligence). Webinar ini dimoderatori oleh Ibu Sucianna Ghadati Rabiha, selaku Dosen PJJ Sistem Informasi BINUS Online, dan hadir sebagai narasumber yakni Ibu Siwi P. Rahayu, S.Kom. Ibu Siwi saat ini menjabat sebagai Commercial Content Senior Manager di tiket.com, dan merupakan alumni dari PJJ Sistem Informasi BINUS Online.
Ibu Siwi banyak berbagi informasi perihal bagaimana cara kita untuk tetap relevan di tengah perkembangan teknologi yang saat ini serba memanfaatkan AI. AI sebenarnya sudah sering kita gunakan pada kehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan produktivitas, contohnya asisten virtual seperti Siri pada Apple, atau Google Assistant milik Google, dan media sosial yang algoritmanya memanfaatkan artificial intelligence. Perkembangan AI mulai masif sejak munculnya ChatGPT milik Open AI yang perkembangannya tidak hanya sekedar tren namun juga bersifat transformatif, dalam hal ini berdampak pada cara kerja kita sehari-hari.
Lalu, apa dampak dari perkembangan AI ini terhadap dunia karir di masa depan? Ibu Siwi memaparkan sebuah laporan yang dirilis oleh Microsoft dan LinkedIn terhadap 31.000 responden dari 31 negara. Dari laporan tersebut, terdapat kebutuhan yang besar untuk mengisi posisi karir yang berkaitan dengan AI dan otomasi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi alur kerja, selain itu sebanyak 66% pimpinan perusahaan dilaporkan tidak akan merekrut karyawan yang tidak mempunyai kemampuan AI. Lalu dipaparkan juga sebanyak 71% pimpinan perusahaan lebih berminat untuk merekrut karyawan yang tidak terlalu berpengalaman namun memiliki kemampuan berkaitan dengan AI, dibandingkan merekrut karyawan yang memiliki pengalaman namun tidak memiliki kemampuan AI. Dari laporan yang dipaparkan oleh Ibu Siwi, beliau menyampaikan bahwa kebutuhan untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan sangat penting di bidang artificial intelligence terutama bagi yang belum memiliki kemampuan di bidang tersebut.
Selain laporan dari Microsoft dan LinkedIn tadi, Ibu Siwi juga memaparkan beberapa contoh pekerjaan yang memanfaatkan AI dalam kesehariannya, seperti Content Writer, Graphic Designer, Marketing, IT Developer, Entrepreneur, dan lain-lain. Terdapat juga data yang disampaikan oleh Ibu Siwi, yakni jumlah peserta pelatihan terkait AI yang disediakan oleh LinkedIn meningkat sebanyak 160 persen, serta semakin banyak orang-orang yang memiliki akun LinkedIn menambahkan keterangan kemampuan AI seperti ChatGPT dan Copilot pada akun LinkedIn miliknya.
Selanjutnya, seperti yang sudah menjadi pembicaraan, apakah artificial intelligence akan menggantikan manusia di dunia pekerjaan? Ibu Siwi memaparkan, berdasarkan penelitian yang dibuat oleh Andrew McAfee, seorang research scientist di MIT, artificial intelligence tidak akan menimbulkan pengangguran massal melainkan hanya merubah pola kerja dari suatu pekerjaan. Beliau menambahkan, pada saat ini para pekerja yang ada dituntut untuk bisa beradaptasi dan berkolaborasi dengan artificial intelligence. Selain itu seiring perkembangannya, AI juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kapasitas pekerjaan yang ada pada saat ini. Ibu Siwi memberikan salah satu contoh bisnis translasi atau penerjemah di Amerika, setelah adanya AI upah penerjemah di Amerika justru meningkat, bukannya menurun.
Dengan semakin berkembangnya kebutuhan atau kemampuan untuk sebuah pekerjaan, kini terdapat beberapa kemampuan baru yang menjadi prasyarat seperti diantaranya kemampuan literasi digital, membaca data, dan keahlian dasar dalam menggunakan AI. Kemampuan dasar menggunakan AI menjadi salah satu kemampuan yang penting untuk dimiliki karena peluang kesalahan yang ditimbulkan karena AI akan tetap ada, sehingga menjadi tugas dari setiap individu pekerja memverifikasi data yang dihasilkan oleh AI. Lalu berikut beberapa pekerjaan baru yang muncul karena tren perkembangan AI seperti, Bahasa Language Specialist, yang tugas utamanya yakni mengevaluasi bahasa yang dihasilkan oleh AI. Ada juga Content Rater yang bertugas untuk memberikan rating pada konten yang dihasilkan oleh AI, apakah konten tersebut sesuai dengan konteks manusia secara umum, dan lain-lain.
Lantas dengan AI yang terus berkembang, lalu jenis pekerjaan baru di sektor AI yang juga bermunculan, bagaimana cara kita untuk tetap relevan? Pertama kita dapat mulai dengan menggunakan AI dalam bidang pekerjaan yang kita miliki, berlatih membuat prompt yang efektif dan juga spesifik. Yang kedua senantiasa belajar, seperti memperbaharui kemampuan dan keahlian pada bidang pekerjaan yang saat ini dijalani, atau mempelajari kemampuan-kemampuan baru di luar bidang pekerjaan saat ini. Memperbaharui atau mempelajari kemampuan baru dapat dimulai dengan mengikuti kelas atau kursus online yang ada di berbagai platform, seperti di LinkedIn. Selanjutnya yang ketiga dengan membangun personal branding, personal branding ini penting karena akan membuat kita memiliki nilai tambah atau unique selling point, dan yang tak kalah penting adalah membangun relasi atau networking dengan orang-orang baru. Yang terakhir pesan dari Ibu Siwi yakni perubahan tidak dapat dihindari, adaptasi adalah kunci, peluang akan datang pada orang-orang yang senantiasa mengupgrade diri.
Penulis : Siwi P Rahayu, S.Kom.
Comments :