BINUS Online

Memahami Akuntansi Dasar untuk Pemula, Apa Saja?

Memahami akuntansi dasar sangat diperlukan bagi mereka yang tertarik untuk mendalami bidang akuntansi. Memang, tidak mudah mengikuti peluang serta teknologi terbaru di era serba canggih ini, terutama di bidang profesional seperti akuntansi. Setiap pemilik bisnis atau akuntan harus beradaptasi dalam mempelajari akuntansi dasar yang juga turut berkembang seiring dengan penggunaan aplikasi berbasis digital untuk membantu kinerja mereka.

Definisi akuntansi sebenarnya sederhana. Akuntansi merupakan proses pencatatan semua transaksi yang ada pada sebuah perusahaan dalam berbagai skala. Akuntansi menjadi inti dari aktivitas perusahaan sehingga manajemen dapat mengatur cash flow uang dengan benar tanpa kesalahan.

Seorang akuntan wajib memahami akuntansi dasar yang mencakup beberapa transaksi penting dan mutlak seperti pencatatan pendapatan serta biaya pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas. Pendapatan adalah hasil penjualan di mana hal ini merupakan cerminan dari penilaian pelanggan untuk sebuah produk atau jasa. Sedangkan pengeluaran merupakan biaya operasional, baik rutin ataupun tak terduga yang diperlukan untuk menghasilkan pendapatan serta menjalankan keseluruhan operasional bisnis Anda.

Proses akuntansi dasar juga mencakup pencatatan aset yang artinya sumber daya dalam bentuk material atau nonmaterial miliki perusahaan. Aset tersebut menjadi andalan jangka panjang perusahaan dengan nilai tertentu untuk mendapatkan penghasilan. Sedangkan kewajiban merupakan hutang perusahaan, yang biasanya dalam bentuk uang tunai dari pihak perbankan. Cakupan akuntansi dasar yang terakhir yaitu ekuitas, perbedaan aset serta liabilitas pemilik usaha, atau yang disebut dengan selisih kepemilikan barang dan hutang.

4 Kunci Akuntansi Dasar

Memahami akuntansi dasar perlu penerapan empat langkah penting dalam menyusun laporan keuangan yang akurat. Empat poin ini saling menunjang sehingga akuntan dapat dengan mudah menyajikan laporan yang ringkas, di mana pihak manajemen dapat mempelajari dengan mudah. Empat hal penting tersebut adalah:

1. Mencatat

Pencatatan transaksi sangat penting untuk melacak keseluruhan cash flow atau arus kas dalam perusahaan. Dengan demikian, akuntan dapat melaporkan transaksi keuangan kepada pemilik yang nantinya dapat mengidentifikasi masalah yang muncul. Pencatatan rutin memiliki keuntungan di mana pihak manajemen dapat mengetahui semua kegiatan operasional secara detail. Memang, butuh ketelatenan mencatat transaksi keuangan, tetapi hal ini sangat bermanfaat.

2. Pengulangan dengan Statistik

Akuntan harus memiliki catatan statistik setiap bulan. Catatan bulan sebelumnya dapat dibandingkan dengan bulan saat ini. Dengan demikian, melacak keuntungan bisnis dalam jangka waktu panjang dapat menjadi lebih mudah, yaitu menganalisis setiap catatan statistik setiap bulan dalam menilai situasi keuangan dalam kurun waktu tertentu.

3. Menafsirkan Angka

Setelah seorang akuntan mencatat nominal pengeluaran dan pemasukan, akuntan harus dapat menilai apakah nominal akhir mengindikasikan kerugian atau keuntungan. Signifikansi angka berbeda antar perusahaan. Pendapatan perusahaan kecil dan perusahaan besar tentunya berbeda dimana persentase keuntungan juga tentunya berbeda.

4. Menganalisis

Langkah terakhir ini menjadi puncak dari tiga langkah tersebut di atas. Analisis dibuat setelah akuntan memiliki gambaran keseluruhan akan cash flow perusahaan. Analisis akuntan dapat menjadi panduan langkah yang harus dilakukan pihak manajemen untuk meningkatkan profit atau mengurangi kerugian demi pengembangan bisnis.

Pentingnya Prinsip Akuntansi

Prinsip akuntansi juga termasuk dalam proses memahami akuntansi dasar. Prinsip akuntansi sangat penting untuk bisnis produk ataupun jasa. Seorang akuntan memahami bahwa prinsip akuntansi merupakan aturan penting dalam menyusun laporan informasi keuangan.

Seorang akuntan memahami bahwa prinsip akuntansi itu bisa berubah-ubah. Prinsip-prinsip tersebut telah mengalami perkembangan selama beberapa abad sebagai faktor penentu check and balances yang dirancang khusus supaya informasi yang dihadirkan dapat dipercaya. Prinsip akuntansi menawarkan dampak signifikan pada bisnis serta profitabilitasnya.

Tujuan dari Prinsip Akuntansi

Laporan keuangan tidak dapat diandalkan tanpa pengaplikasian standar prinsip akuntansi. Prinsip akuntansi menjadi pedoman yang wajib diaplikasikan akuntan dalam memastikan keabsahan laporan keuangan untuk mencerminkan kinerja perusahaan secara akurat

Prinsip akuntansi bertujuan untuk:

  1. Memastikan bahwa laporan keuangan tersaji lengkap dan konsisten serta dapat menjadi perbandingan dalam kurun waktu tertentu
  2. Membantu pemilik untuk mengajak investor yang akan mengidentifikasi risiko melalui prinsip akuntansi
  3. Menyajikan nilai aset secara wajar dan menghadirkan detail kewajiban, dan ekuitas sebagai pertimbangan investor untuk bekerja sama.

Baca Juga: Perbedaan Akuntansi dan Manajemen apa Saja

Ragam Prinsip Akuntansi

Beberapa prinsip akuntansi yang populer dan banyak diaplikasikan adalah

  1. Prinsip Akuntansi Dasar (Basic Accounting Principles)
    Prinsip akuntansi dasar merupakan pedoman yang digunakan pelaporan keuangan. Konsep ini sangat penting dipahami akuntan dan siapapun yang ingin berprofesi di bidang keuangan atau menjadi pemilik perusahaan.
  2. Prinsip Akrual (Accrual Principle)
    Setiap akuntan harus segera melaporkan transaksi akuntansi tanpa menunggu penerimaan arus kas pada transaksi tersebut. Prinsip ini mewajibkan bahwa transaksi harus segera dicatat, apapun kondisi cash flow.
    Transaksi wajib dicatat pada buku laporan keuangan pada saat ada tindakan atau kesepakatan dan bukan pada kurun entri biaya serta pendapatan. Penerapan prinsip ini menunjukkan statis finansial secara tepat dari cash flow.
  3. Prinsip Konservatisme (Conservatism Principle)
    Prinsip ini mengedepankan pencatatan transaksi yang merugikan dimana laporan menunjukkan laba lebih rendah. Prinsip konservatif ini menyatakan pentingnya mencatat transaksi biaya serta kewajiban segera. Pencatatan pendapatan dan aset dilakukan apabila memang sudah pasti ada.
  4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
    Prinsip ini harus mengaplikasikan prinsip akuntansi yang sama dalam pencatatan transaksi keuangan demi menjaga konsistensi. Prinsip ini dibutuhkan mayoritas auditor. Prinsip ini berfokus pada konsistensi metode dan kebijakan yang diterapkan dalam pencatatan informasi keuangan pada tiap periode. Melalui prinsip ini, pelaku bisnis diharapkan konsisten dengan selalu mencatat perubahan yang terjadi dalam metode dan kebijakan.
  5. Prinsip Harga (Cost principle)
    Akuntan yang mengaplikasikan prinsip ini melakukan pencatatan transaksi karena harga asli bersifat objektif untuk membuktikan nilai aset. Prinsip ini menunjukkan bahwa aset dalam bentuk investasi kewajiban, ekuitas, serta aset jangka pendek dan jangka panjang harus tercatat sesuai biaya asli saat pembelian. Melalui prinsip ini,nilai aset tidak berubah karena inflasi atau depresiasi.
  6. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)
    Akuntan harus mencatat tiap transaksi bisnis secara terpisah dari aktivitas pemilik atau partnernya. Prinsipnya menuntut syarat bahwa transaksi bank dan akuntansi tidak boleh dijadikan satu dengan aset serta kewajiban entitas yang berbeda dalam sebuah perusahaan. Akuntan harus mencatat ke entitas tiap instansi saat mencatat setiap transaksi bisnis. Prinsip ini dapat menghindarkan kerancuan pada laporan sehingga auditor dapat lebih mudah membedakan kegiatan usaha.
  7. Prinsip Pencatatan Laporan Seutuhnya (Full Disclosure Principle)
    Prinsip ini mensyaratkan pencatatan semua metode akuntansi pada catatan kaki dari semua laporan keuangan. Informasi yang ditampilkan harus dapat menjelaskan detail akan laporan keuangan. Prinsip pencatatan laporan seutuhnya memastikan bahwa akuntan memberikan semua informasi ke dalam dokumen keuangan secara jelas.
  8. Prinsip Kecocokan (Matching Principle)
    Setiap pendapatan perusahaan harus tercatat di laporan keuangan dengan biaya terkait pada kurun waktu sama. Dalam hal ini, pendapatan perusahaan serta biaya yang berhubungan dengan itu harus diperhitungkan dalam kurun waktu laporan keuangan yang sama. Apabila pemasukan dan pengeluaran tidak sesuai, maka biaya harus dibebankan ke biaya pengeluaran. Intinya, prinsip ini menekankan pada pencatatan sebab dan akibat dari pendapatan dan pengeluaran.
  9. Prinsip Handal (Reliability Principle)
    Akuntan harus mencatat transaksi yang disertai dokumen pendukung sehingga informasi tersaji secara akurat dan relevan . Bukti tersebut adalah nota, kuitansi, faktur, bukti transfer dan sebagainya.
  10. Prinsip periode waktu (Time Period Principle)
    Akuntan harus membuat laporan akuntansi dalam beberapa kurun waktu. Dalam hal ini, laporan keuangan dapat dibuat dalam kurun waktu sebulan sekali, tiga bulan sekali atau setahun sekali.

Lebih Mudah Menggunakan Perangkat Lunak

Memahami akuntansi dasar dapat menjadi bekal bagi akuntan yang nantinya menggunakan software akuntansi. Bagaimanapun juga, akuntan tidak lepas dari human error karena beberapa kondisi. Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan software akan sangat membantu. Pasalnya, akuntan harus bertanggung jawab penuh akan laporan.

Meski sudah menggunakan software, bukan berarti akuntan tidak perlu memahami akuntansi dasar. Memang, tugas accounting dapat dilakukan secara otomatis kurang lebih 75% saja. Karena itu, tetap diperlukan pengetahuan dalam bidang akuntansi dan pengetahuan ini bisa Anda dapatkan ketika mengenyam kuliah di BINUS ONLINE.

Ini juga sebagai solusi bagi Anda yang telah bekerja dan ingin memperdalam ilmu akuntansi. Anda bisa mengikuti kelas online dengan jadwal mata kuliah yang fleksibel dari BINUS ONLINE.

Whatsapp